Kiara membuka matanya dan mendadak merasa kehilangan orientasi. Dia kebingungan menyadari dirinya berada di atas ranjangnya.
Bukanlah semalam... Kiara sedang duduk minum teh di sofa, sementara Jason sedang berlatih serius dan mengurung diri di kamarnya setelah makan malam?
Seingat Kiara dia mengantuk dan memutuskan memejamkan matanya sebentar di atas sofa, saat itu benaknya sedang berkecamuk karena Joshua tak kunjung pulang juga. Lalu sepertinya dia tertidur…
Kalau begitu kenapa dia bisa berada di atas ranjang ini? Kiara terduduk, menatap sekeliling dengan bingung, apakah dia berjalan kembali ke ranjangnya tanpa sadar?
Yah. Itu mungkin saja. Dengan bergegas, Kiara langsung menuju kearah kamar mandi, dia harus segera mandi dan menyiapkan sarapan pagi.
***
Ketika sampai di dapur, Kiara mengernyit melihat Joshua sudah duduk di sana, lelaki itu sedang menyesap secangkir kopi, kemudian tersenyum datar ke arah Kiara.
“Hai, aku sudah bangun duluan darimu.” Gumam Joshua ramah, ada senyum di sana.
Kiara langsung gugup, “Oh... Aku akan membuatkan sarapan untukmu.”
‘Tidak usah.” Joshua mendorong cangkir kopi yang sudah dihabiskannya, “Aku cukup minum kopi saja, aku akan menjemput Carmila, kami berjanji akan sarapan bersama sebelum main golf.”
Tangan Kiara yang membawa dua butir telur membeku, dia menoleh dan menatap Joshua bingung. “Kau akan pergi dengan Carmila lagi?”
Joshua tertawa, “Tentu saja, kau lupa? Tantangan itu kan seminggu lamanya.” Lelaki itu lalu berdiri, meraih jaketnya yang tersampir di kursi, “Aku pergi dulu,” gumamnya dan kemudian sambil bersenandung, lelaki itu pergi berjalan keluar.
Sementara itu Kiara masih terpaku kebingungan menatap bayangan Joshua yang menghilang di ambang dapur.
Joshua...bersenandung?
Tiba-tiba Kiara merasakan perasaan tidak enak yang mengglayutinya, perasaan yang dia tidak tahu itu apa. Yang pasti rasanya menyesakkan dada dan membuatnya ingin menangis.
***
“Joshua pergi lagi?” Jason yang datang ke dapur untuk sarapan menatap Kiara yang murung. Meskipun begitu Kiara membuatkan nasi goreng keju yang sangat enak untuknya.
“Dia pergi pagi-pagi sekali.”
Jason terkekeh, “Seperti tidak sabar menghabiskan hari bersama perempuan itu ya.” Lelaki itu lalu tersenyum lembut, “Dan kita seharian di sini, menghabiskan hari yang membosankan... Hmmm...” Dia tampak berpikir. “Mungkin kau bisa ikut aku.” “Kemana?” Kiara menatap Joshua dan tampak agak tertarik. “Aku akan menemui mentorku untuk membicarakan persiapan resital tiga bulan lagi di Austria, setelah itu aku bebas. Kau bisa ikut aku, menunggu sebentar ketika aku berkonsultasi dengan mentorku, lalu kita mungkin bisa pergi ke taman hiburan, atau tempat lainnya yang ingin kau kunjungi.”
“Taman hiburan?” mata Kiara melebar, begitu tertarik ketika mendnegar nama taman hiburan disebut, dia tahu dunia fantasi, atau sea world di Jakarta cukup terkenal, tapi yang dia tahu tiketnya cukup mahal, sehingga datang kesana hanyalah impian bagi Kiara. “Tapi… Tapi bukankah harga tiketnya mahal?” Kiara mengungkapkan kecemasannya, membuat Jason terbahak.
“Kiara, begini-begini aku adalah pemain biola dengan bayaran tinggi, sekali-kali mentraktirmu tidak apa-apa buat kantongku,” gumamnya dalam senyuman, Jason lalu menghabiskan suapan nasi gorengnya, “Ayo siap-siap, kita berangkat sekarang, semakin pagi kita sampai, semakin banyak kesempatan kita untuk mencoba banyak wahana.”
YOU ARE READING
Crush In Rush
Teen FictionJoshua dan Kiara, dua anak manusia dengan perbedaan yang sangat bertolak belakang, dua anak manusia yang seharusnya tidak pernah bersua ini pada akhirnya harus bersimpangan jalan dan saling terkait. Padamulanya Joshua hanya memanfaatkan Kiara untuk...