maaf banget baru bisa update, aku kehabisan ide😞
* * *
Harry baru saja bangun dari tidurnya, Tangannya terulur untuk menyentuh dahinya sendiri, Sudah tidak terlalu panas. Perlahan Harry duduk ditepi kasurnya.
Pipi Harry memerah ketika mengingat mimpinya tadi malam, Harry tak dapat menahan senyum. Harry memegang bibirnya, Ciuman Draco tadi malam terasa nyata. Padahal Harry tau itu semua adalah mimpi.
Harry beranjak dan berjalan keluar kamar, Perut Harry lapar, Ia butuh sarapan dan air hangat. Harry sedikit berlari menuruni tangga, Lelaki manis itu mengernyit heran karena tak ada satupun anggota keluarganya diruang makan. Apakah mereka pergi menjenguk Draco?
Harry pergi kedapur untuk menyeduh teh hangat, Namun badannya membeku ketika melihat Draco tengah membuat roti panggang. Harry mengucek-ngucek matanya, Apakah Harry salah lihat?
Sepertinya Draco menyadari keberadaan Harry, Pria itu menoleh kearah Harry lalu melempar seringaian tampannya.
"Duduk dulu, Kamu pasti masih pusing. Kakak akan membuatkan roti coklat dan teh hangat." Titah Draco.
Harry masih terdiam, Ia tidak menuruti perintah dari Draco. Kini Wajah Harry sepenuhnya memerah, Jadi ciuman kemarin malam adalah nyata? Lalu saat Harry mengatakan dirinya cemburu dengan Astoria juga nyata?
Harry menepuk pipinya berkali-kali, Terasa sakit. Semua ini bukanlah mimpi? Harry rasa ia akan menenggelamkan dirinya ke laut.
Harry bahkan tak sadar saat Draco berjalan kearahnya, Pinggang ramping Harry direngkuh begitu posesif oleh pria pirang itu. Mata Harry membelalak karna wajah mereka berdua sangat dekat.
"Morning kiss?" Goda Draco. Harry memalingkan wajahnya, Kedua tangan Harry mencengkram bahu Draco—berusaha membentang jarak.
"K-Kak, Nanti ada yang lihat.." Cicit Harry.
Draco tersenyum miring, Lalu Ia bersiul.
"Jadi jika tidak ada yang melihat, Kita bisa berciuman?"Harry kehilangan akalnya, Harry masih merasa malu hingga Harry tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun lagi. Otak Harry mendadak kosong.
Draco sendiri menatap wajah Harry dengan tatapan memuja, Wajah Harry yang memerah benar-benar mempesona. Draco tak akan pernah bosan untuk memuji paras Harry.
"Hal baik apa yang kamu lakukan dimasa lalu, Hingga kini Tuhan menciptakan kamu dengan sangat sempurna?" Bisik Draco.Jantung Harry berdebar tak karuan, Harry menggigit bibir bawahnya sendiri karena menahan senyum. Keringat mengalir di dahi Draco, Melihat Harry menggigit bibir bawahnya membuat sesuatu ditubuh Draco tegak meminta dipuaskan.
"Jangan gigit bibir kamu, Itu tugas kakak." Setelah mengatakan itu, Draco lansung meraup bibir Harry. Tak ada perlawanan apapun dari Harry, Itu membuat Draco senang bukan main.
Draco menekan tengkuk Harry, Kepalanya ia miringkan ke kanan dan ke kiri untuk memperdalam ciuman. Tangan Draco yang menganggur bergerak mengelus pinggang hingga pantat Harry. Tak lupa Draco memberi remasan pelan dipantat itu.
Tanpa diperintah, Harry membuka mulutnya guna memberi akses untuk lidah Draco masuk kedalam. Draco tersenyum disela ciumannya, Dengan senang hati ia mengobrak-abrik mulut Harry dengan lidahnya.
"Wow..." Suara seseorang berhasil memutus ciuman mereka, Harry dan Draco menoleh ke sumber suara. Tak jauh dari mereka, Astoria berdiri menyaksikan ciuman mereka.
Wajah Astoria terlihat Shock dan sangat merah. Namun dengan cepat Astoria mengendalikan ekspresi nya.
Astoria berdehem pelan, Lalu ia terkekeh.
"Kalau boleh jujur, Kalian sangat cocok. Terimakasih atas asupan pagi-nya." Celutuk Astoria malu-malu.Astoria menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh.. Harry, Sepertinya kamu harus membawa Draco ke kamar, Ada yang tegak. Kalau begitu aku pamit dulu ya." Kata Astoria sebelum pergi berlari meninggalkan kediaman Malfoy.Harry melirik kearah kejantanan Draco yang masih terbalut celana tidur, Benar kata Astoria, Ada yang tegak disana. Dengan cepat Harry mendorong badan Draco dan lari terbirit-birit meninggalkan dapur.
Draco mendesah kasar, Draco sangat malas berendam di air dingin. Tetapi Draco tidak ingin memuaskan dirinya sendiri yang sama saja artinya bahwa ia mencabuli Harry lewat pikirannya. Lebih baik Draco mandi air dingin pagi ini.
Tetapi Draco harus membuatkan roti panggang dan teh hangat untuk Harry terlebih dahulu. Draco merutuki dirinya berkali-kali, Padahal dirinya dan Harry hanya berciuman, Tetapi kenapa dirinya bisa setegang ini?
Ya, Draco malfoy memang selalu lemah jika berhadapan dengan Harry Malfoy.
* * *
Draco duduk disebelah Lucius yang sedang menonton Televisi. Sudah lama ia tidak duduk dan mengobrol berdua dengan sang papa, Tak bisa dipungkiri bahwa Draco sedikit merindukan Lucius.
"Sudah lebih baik?" Tanya Lucius yang dibalas anggukan oleh Draco.
Tiba-tiba Lucius mematikan televisi, Ia menatap Draco.
"Apa kau benar-benar serius dengan Harry?""Papa masih bertanya? Setelah papa berhasil membuatku masuk ke rumah sakit?" Heran Draco.
Lucius terkekeh pelan, Ia menepuk pelan bahu anaknya.
"Baiklah, Papa tau kau serius dengan Harry."Diam sejenak, Lucius tampak berpikir.
"Tapi kalau kau benar-benar ingin bersama Harry, Harry harus keluar dari Kartu keluarga kita. Dan Harry tak bisa lagi tinggal dirumah kita."Nafas Draco tercekat, Apa? Draco akan pisah rumah dengan Harry? Bukankah itu sangat kejam?
"Tapi pa—""Kau tidak bisa membantah, Son. Itulah aturannya. Kau tidak bisa menjadikan Harry sebagai kekasihmu, Jika status kalian adalah saudara." Tekan Lucius.
"Bagaimana dengan Harry? Dia pasti sedih jika dikeluarkan dari kartu keluarga. Biar aku saja yang dikeluarkan." Pinta Draco.
Lucius tersenyum melihat kekhawatiran anaknya terhadap Harry, Lucius tau Draco sangat jatuh cinta sekarang.
"Tidak, Drake. Papa sudah membelikan apartment mewah untuk Harry, Dan Harry akan tinggal bersama Sirius Black. Sirius-lah yang pantas merawat Harry. Harry setuju akan ini semua."Melihat keterdiaman Draco membuat Lucius mendengus geli.
"Jangan dramatis, Drake. Kau masih bisa mengunjungi Harry setiap hari."Akhirnya Draco tersenyum, Benar, Ia masih bisa menemui Harry-nya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
brother ; drarry
FanfictionDraco sangat menyayangi adiknya, Harry. entah sejak kapan rasa sayang itu berubah menjadi rasa cinta dan ingin memiliki. Draco akan menjadikan Harry miliknya, walau itu bisa menyakiti orang terdekatnya. * * * No magic, No Voldemort! ©J.K. ROWLING B...