Aveline berjalan bersama Melly menuruni tangga gedung kelas, berbincang ringan setelah ujian yang baru saja selesai. Namun, pertanyaan Aveline mengalihkan perhatian Melly dari obrolannya.
"Lo di jemput, Mel?" tanya Aveline, sambil melirik sahabatnya yang terlihat sedikit cemas.
Melly hanya menggeleng pelan, "Nggak, Vel. Gue kan naik angkot aja. Udah biasa sih, nggak masalah."
Aveline mengangguk sambil melanjutkan langkahnya. Mereka tiba di depan gerbang sekolah, dan Aveline melihat ke sekitar untuk mencari Leandre. Tapi, yang datang bukan hanya Leandre seperti biasanya. Kali ini, ada Vito yang mengendarai motornya, berdiri di samping Leandre.
Aveline sedikit terkejut, tapi segera menyembunyikan rasa herannya. "Vito?" tanyanya, menatap teman lama yang tiba-tiba muncul. Vito melambaikan tangan dengan senyum lebar.
"Astaga, Vel! Cowok yang lo dekat ganteng-ganteng banget. Gue gak mimpi kan, Vel?"
"Santai, aja napa sih, Vel! Yok ikut gue." ucap Aveline, sambil menarik tangan Melly tuk pergi menuju ke arah Motor Leandre dan juga vito.
"Ih..., malu gue, Vel!" ucap Melly sambil berusaha menahan diri.
Aveline tertawa kecil, menarik Melly lebih dekat ke motor Leandre dan Vito. "Udah, Mel, jangan malu-malu gitu. Lo juga bakalan kenal lama-lama dengan mereka." Namun hal itu, membuat Melly hanya bisa geleng-geleng kepala, wajahnya memerah.
Leandre menyapa Aveline dengan senyum khasnya, "Gimana ujian lo tadi? Lancar?"
"Heh? Kok lo tau gue hari ini ada ujian..."
Leandre tertawa kecil, mengangkat alis. "Gue nggak bodoh-bodoh banget, Vel. Lo kan selalu cerita kalau ujian hari ini bakal penting banget," jawabnya sambil membuka helm dan menyerahkannya kepada Aveline.
Aveline hanya tersenyum tipis, sedikit terkejut. "Ini, tumben ada Vito? Biasanya sendirian aja ke sini kayak kemarin."
Leandre mengangguk. "Vito juga mau ikut katanya."
Vito yang berdiri di sebelah Leandre langsung tersenyum lebar. "Iya, Vel! Hari ini gue lagi free, jadi kenapa nggak sekalian ngobrol-ngobrol santai?" ujarnya, mencoba membuat suasana lebih rileks.
Aveline mengangguk setuju, kemudian melirik Melly sedikit. "Vit, lo kan kosong. Nih, ajak teman gue bareng ya!"
"Ih..., kagak usah, Vel! Naik angkot aja deh gue."
Aveline tersenyum sambil menggoda Melly, "Ayo dong, Mel. Coba deh naik motor, seru kok!"
Melly menggeleng cepat, tampak ragu. "Gue beneran gak yakin, Vel. Mendingan angkot aja, deh."
Leandre tertawa kecil, lalu menyambung, "Santai aja, Mel. Gak bakal lama kok." Vito yang mendengarnya ikut menambahkan, "Iya, lagian juga gue gak mempermasalahkan itu."
Melly akhirnya menyerah juga, meskipun dengan wajah masih sedikit malu. "Yaudah deh, gue ikut."
Motor melaju pelan meninggalkan halaman sekolah, dan Aveline merasa ringan. Hari itu, ujian telah selesai.
"Lo mau makan apa?" tanya Leandre sambil menoleh sedikit ke arah Aveline di motor.
"Ha?" ucap Aveline pura-pura tak mendengar.
"Lo mau makan apa bawel!"
"Oalah, makan. Makan apa ya?" Jawab Aveline bingung.
"Kok, malah nanya balik?"
"Iya deh iya, kita makan bakso aja ya! Kemarin waktu pertemuan kita gak sengaja di galeri seni waktu itu, kan gue gak sempat ngajak lo makan bakso, Ndre! Karena lo langsung tiba-tiba banget pergi setelah menerima panggilan telepon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leandre Andros : Dia Tahu Bagaimana Melukai dan Mencintai
Teen FictionLeandre Andros selalu tahu caranya melukai-dan dia ahli dalam itu. Tapi, saat Aveline masuk ke dalam hidupnya, dia juga belajar bagaimana caranya mencintai. Aveline adalah kebalikan dari segala sesuatu yang Leandre kenal. Dia cerah, penuh harapan, d...