PENGUMUMAN PENTING!!!!
Buat Sexy Readers yang pengen baca 6 short story kami yakni:
1. Pulau Terpencil (Aditya-Luna)
2. Daddy's Ecs (Darius-Anya)
3. Sweet Revenge (Kevin-Clarissa)
4. Meet Me at Pavilion (Abisena-Gendhis)
5. Passionate Age Gap (Rico-Almira)
6. Obsessed (Danu-Maya)Bisa mendapatkan harga diskon 50% atau hanya Rp. 40.000 untuk semua cerita ini. Hanya untuk 20 orang dan voucher hanya berlaku sampai tanggal 1 Januari 2025 ya!
Klik ini:
https://karyakarsa.com/Thewwg/series/hot-age-gap-romance
Kode Voucher: SELAMATNATAL (tanpa spasi)
Buruan manfaatkan diskon spesial Natal - Tahun Baru ini.
Love,
💋 Bella 💋🔥🔥🔥
Hari ini, kita ganti cerita baru. Tentang Rico dan Almira. Karya ini adalah milik Fielsya (Fielsya).
Vote dan komen yang banyak!
***
Kumatikan mesin mobil setelah memastikan bahwa posisinya di garasi sudah pas dan tidak terlalu mepet dengan dua motor matic yang berjejer rapi di samping kiri, dan sebuahmobil jenis hatchback warna merah bermerk Toyota Yaris milik Reva, istriku, di sebelah kanannya.
Sambil menggulung lengan seragam cokelat kebanggaan keluarga, kutengok jam yang melingkar ganteng di pergelangan tangan. Jam itu masih menunjukkan pukul tujuh malam. Sedikit rasa heran terlintas dalam benak, karena tidak biasanya istriku itu sudah berada dirumah jam segini.
Sejak dua tahun lalu Reva memiliki kebiasaan baru, yaitu pergi nongkrong bersama rekan-rekan modelnya hingga menjelang tengah malam. Alasannya karena bosan, tidak ada yang bisa diajak bermain di rumah, atau tidak ada aktivitas berarti yang bisa dia lakukan. Hal itu tidak pernah aku permasalahkan, karena memahami kondisinya yang mungkin sedikit banyaknya tertekan karena di usia pernikahan kami yang hampir sepuluh tahun, kami belum juga dikaruniai seorang anak. Bukan tanpa sebab, Reva mengalami penyumbatan saluran tuba yang menyebabkan terhalangnya proses pembuahan sel telur. Dokter sudah menyarankan agar kami melakukan terapi, atau operasi pemotongan salah satu saluran tuba karena kondisinya memang sudah kronis. Namun, Reva selalu menolak yang aku sendiri tidak pernah tahu apa alasan sebenarnya.
Aku keluar dari mobil, hendak masuk ke rumah. Di ambang pintu yang terbuat dari kayu jati cukup lebar, aku berpapasan dengan beberapa wanita dan seorang pria yang bisa kubilang sama gagahnya denganku. Postur tubuhnya begitu ideal, dengan otot-otot yang tercetak jelas di balik kemeja ketatnya.