[50] KEMBALI SEKOLAH

9 7 1
                                    

Pagi itu, Rahmat terbangun dengan wajah berseri-seri. Dia merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Saat membuka mata, dia melihat orang tuanya, Rahim dan Ava, sedang duduk di meja makan dengan senyum hangat.

"Selamat pagi, Nak," kata Rahim.

Ava menambahkan, "Hari ini kita akan merayakan kebahagiaanmu, Rahmat."

Rahmat tersenyum, merasakan kegembiraan yang tak terhingga. Semua yang terjadi kemarin ternyata bukan mimpi.

Rahmat duduk di kursi, bergabung dengan orang tuanya. Mereka makan bersama, dihiasi senyum bahagia dan percakapan hangat. Suasana pagi itu penuh kehangatan dan kebersamaan.

"Pah, Mah, Rahmat sangat bahagia hari ini," kata Rahmat, matanya berbinar.

Rahim dan Ava saling menatap. "Kami juga, Nak. Kami sangat bangga padamu," kata Rahim.

Ava menyajikan roti hangat dan gelas susu dingin di depan Rahmat. "Makanlah, Nak, agar kamu kuat dan sehat," katanya dengan senyum.

Rahmat tersenyum, memeluk ibunya. "Terima kasih, Ma. Rahmat cinta kalian."

Rahim, yang duduk di sebelahnya, menambahkan, "Kami sangat mencintaimu juga, Nak."

Setelah selesai makan, Rahmat memeluk dan mencium kedua orang tuanya. "Assalamualaikum, Papa, Mama. Rahmat mau berangkat sekolah," katanya.

Rahim dan Ava membalas pelukan dan ciuman. "Waalaikumsalam, Nak. Semoga hari ini menyenangkan dan sukses. Jangan lupa, kami selalu mendukungmu," kata Rahim.

Ava menambahkan, "Jangan lupa makan siangnya, ya!"

Rahim berteriak dengan gembira. "Kau naik mobil saja, Nak! Ayah sudah membelikanmu mobil baru! Ini hadiah khusus untukmu, sebagai penghargaan atas kebaikanmu!"

Rahmat terkejut, mata bersinar dengan kegembiraan. "Benar, Pah? Mobil baru?"

Ava tersenyum, mengangguk. "Benar, Nak. Pergilah lihat sendiri!"

Dengan senyum lebar dan mata berbinar, Rahmat berlari keluar rumah, tidak sabar melihat mobil sport barunya. Di halaman parkir, dia melihat mobil merah menyala yang mencerminkan sinar matahari, membuatnya terpesona.

"Wah, keren!" Rahmat berteriak, takjub. "Terima kasih, Papa! Terima kasih, Mama!"

Rahim berteriak lagi, "Hai, Nak! Jangan lupa waktu sekolah! Naiklah mobil barumu dan berangkatlah sekarang juga! Jangan terlambat!"

Ava menambahkan dengan senyum, "Jangan lupa, Nak, selalu berhati-hati di jalan!"

Rahmat langsung menaiki mobil barunya dengan senyum lebar. Dia merasakan kebahagiaan dan kebanggaan memiliki mobil impian. "Mobil impian gue!" katanya pada diri sendiri, sambil memandang dashboard yang canggih dan interior yang mewah.

Dengan hati gembira, Rahmat menyalakan mesin dan membiarkan mobil bergerak perlahan keluar dari halaman rumah, menuju sekolahnya.

Rahmat membalap mobilnya dengan santai, sambil mendengarkan lagu favoritnya melalui headset. Ia merasakan kebebasan dan kegembiraan berkendara dengan mobil barunya. Saat melihat bangunan sekolahnya muncul di kejauhan, Rahmat tersenyum dan mengurangi kecepatan mobilnya.

Semua mata tertuju pada mobil merah mengkilap yang baru saja memasuki area sekolah. Murid-murid berbisik dan menunjuk, penasaran.

"Siapa pemilik mobil itu?"

"Wah, mobilnya keren banget!"

Murid-murid terkejut dan berbisik ketika melihat Rahmat, sang Osis, keluar dari mobil mewah tersebut. Mereka tidak percaya bahwa Rahmat, yang baru saja keluar dari penjara, bisa memiliki mobil seindah itu.

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang