Chapter 38

                                    

                                          
Di kantor Brian,
"Bajingan!" Hardik Brian.
Brian menghentakkan tangannya memukul meja di hadapannya. Mukanya merah padam, sorot matanya terliat dingin dan tajam.
Dia baru saja menerima satu video yang berdurasi selama 3 minit, satu rakaman yang menunjukkan betapa bejadnya Alex. Dan pengirim itu adalah Marcus, pacar anak gadisnya.
"Gimana sama surprisenya? Kalian suka?"
"Ternyata itu kerjaan lo!" 
"Gimana Katryn? Lo suka? Oh iya videonya udah di hapus sama lo kan? Upss sorry, gue masih nyimpen foto fotonya"
"Ini baru permulaan, habis ini gue akan pastikan lo ngga akan pernah bisa ngangkat muka songong lo itu!" 
"Coba aja kalo bisa" 
"Kalian jangan fikir, Katryn sendiri dalam hal ini. Dia masih ada kita"
"Kita semua siap buat lawan kalian!"
"Gue suka liat kalian lindungin dia, tapi sayangnya kalian ngga akan bisa nantang gue! Gue yang punya kuasa di sini!" 
"Ngga waras nie cowok" 
  
"Gue ngga tau apa yang cewek ini tawarin buat lo, sampe lo mau jadi budak suruhannya. Tapi gapapa, lo bisa ngambil bekas gue" 
"Maksud lo apa sialan!" bentak Katryn.
"Lo lupa?" 
"Lo kan pernah tidur sama Alex" 
"Jangan merekayasa cerita! Gue ngga pernah tidur bareng sama cowok brengsek!" 
"Gue ngga salahin kalo lo ngga ingat, saat itu lo emang ngga sadar" balas Alex. "Gimana Marcus? Lo suka sama bekas gue?" 
"Jadi lo bangga udah jadi pemerkosa?" 
"Jadi pemerkosa kok bangga! Kasian ya sama ortu lo punya anak bajingan kayak lo!" 
"Lo harusnya lepasin jabatan, lo ngga cocok jadi murid contoh di sekolah ini!" 
"Muda muda udah jadi penjahat, ck ck ck! Emang ngga cocok jadi murid contoh!" 
"Malu maluin aja, puihh! Brengsek lo!" 
Semua perbualan mereka di bilik council, tentang pengakuan Alex dan Olivia yang sudah merenggut kesucian anak gadisnya terpampang di video itu.
Brian mengetapkan giginya, dia melangkah keluar dari kantor nya. Tujuannya cuma satu, menuntut keadilan untuk Katryn. Dia segera melajukan mobilnya untuk ke kantor Daniel.
Sesampainya di kantor, dia langsung saja menerobos masuk tanpa mengucapkan sepatah kata. Tiada yang berani menghentikan dia, karna semua karyawan disitu cukup mengenalinya.
Brian langsung masuk ke dalam bilik kantor Daniel, untung nya saat itu Daniel cuman bersendirian tanpa adanya client.
"Lho Yan, apa yang membuat kamu datang kesini?" Tanya Daniel mengerutkan mukanya melihat emosi Brian.
"Liat video itu! Liat apa yang sudah di lakukan oleh anak bajingan mu itu terhadap putri ku!" Jerkah Brian dengan muka merah melemparkan ponselnya ke atas meja Daniel.
Daniel dengan muka bingung memainkan semula video itu. Ekpresi mukanya langsung berubah dingin begitu mendengar pengakuan Alex.
"Kamu sudah dengar bukan! Kamu sudah liat Alex sendiri mengaku yang dia sudah memperkosa anakku! Jangan salahin aku kalau sampe terjadi sesuatu sama anak sialan itu!" bentak Brian.