10. Antara Bahagia dan Sedih

2.2K 314 184
                                    


Hollawww, jangan lupa vote + komennnnnn.

Happy Reading Kiko 🐣 ✨

••••



Setelah tebus obat, Arkana membantu Ruby yang masih sulit untuk berjalan. Sudah ia katakan pada Ruby untuk rawat inap di rumah sakit, tapi Ruby tidak mau dan mengatakan itu hanya membuang uang saja.

Padahal tidak masalah, sekalipun hartanya terkuras habis, asal Putrinya sehat dan calon bayinya sehat, ia bahagia.

"Kamu mau langsung pulang atau ke sekolah dulu?" tanya Arkana saat mereka sampai di depan rumah sakit.

"Pulang, nanti tas gue tolong titip ke Sherin atau Abel, ya."

"Kenapa nggak ke Regan?"

Ruby menoleh, menatap Arkana bingung, "Kenapa ke Regan?"

"Karena dia saudara kembar kamu."

"Lo tahu?"

Arkana mengangguk seraya tersenyum simpul, "Regan yang kasih tahu."

Beruntung Ruby percaya. Tapi ia tidak bohong kalau Regan memberitahu, karena sempat Regan melarangnya dekat dengan Ruby.

"Temen gue aja, jangan Regan."

Baiklah, sepertinya saudara kembar ini memang tidak ingin berkomunikasi, dan saling cuek.

Rasanya sedih melihatnya, harapannya saat dulu seakan sirna, membuat anak-anak saling dekat dan saling menjaga, sepertinya itu hanya angannya saja.

"Lo suka bengong ya, Ka?"

Pertanyaan Ruby membuyarkan lamunan Arkana, Pria itu ketahuan kalau sedang melamun. Kepalanya menggeleng, menjawab pertanyaan Ruby.

"Ingat kata dokter ya, By!" ucap Arkana yang dibalas anggukan Ruby.

"Makasih, ya. Lo udah mau bantu gue, dan mau merahasiakannya."

Arkana menghela napas, tubuhnya berbalik hingga menghadap Ruby. Tangannya terulur menyentuh rambut gadis itu, mengusapnya lembut seakan bicara lewat gerakan yang mewakili perasaannya saat ini.

Ruby yang mendapat perlakuan itu hanya diam, menunggu apa yang akan Pria itu lakukan.

'Itu sudah kewajiban Papa, Ruby.'

Ingin sekali Arkana mengatakannya, tapi tidak bisa. Ruby hanya akan menertawakannya dan menganggapnya berkhayal menjadi Papa dari gadis itu.

"Kamu sudara Regan, dan saya teman Regan, itu artinya kamu juga saudara saya," ucap Arkana tidak sesuai dengan apa kata hatinya.

Ruby tersadar, ia menjauhkan kepalanya. Tangan Arkana mengudara, lalu perlahan ia tarik dan memasukkannya ke saku celana training-nya.

"Sekolah sama rumah gue nggak searah, gue naik ojek aja kalo gitu."

"Tunggu!" Arkana mencegah Ruby saat sang empunya hendak pergi.

"Iya?"

"Saya sudah pesankan ojek online lewat aplikasi, kamu bisa menunggu di sini saja."

Seulas senyum simpul terbit di wajah cantik Ruby, membuat Arkana seketika tersihir dengan senyum kecil itu. Walau kecil, tapi itu tampak sangat manis.

Suara dering ponsel berbunyi, Arkana merogoh saku celananya, ia baru ingat kalau memiliki dua ponsel. Menatap Ruby yang seakan menunggu, Arkana mengangkat tangannya seperti memberitahu kalau ia ingin mengangkat telpon lebih dulu.

Young Soul Again || Time Travel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang