Vote + komen!
Happy Reading 🍒 💄
••••
Pelajaran olahraga berlangsung di jam pelajaran kedua, semua murid sudah berkumpul di lapangan Indoor termasuk Regan dan ketiga teman-temannya yang biasanya membolos. Sang guru tengah menerangkan, membuat para murid diam mendengar apa yang guru olahraga itu katakan.
Arkana menoleh ke sebelahnya, Regan merangkul bahunya, dengan tangannya yang bebas berkacak pinggang. Senyum tipis terbit di wajahnya, Regan tampak serius mendengarkan. Tatapannya beralih pada Ruby yang wajahnya tampak pucat, membuat Arkana tidak tega. Putrinya juga terlihat lesu, apa gadis itu tengah menahan rasa sakit.
"Ka, lo suka sama Ruby?" celetuk Aiden tiba-tiba sontak menarik atensi Regan.
"Nggak, kenapa?" tanya Arkana dengan mata berkedip-kedip bingung.
"Gue dari tadi liatin lo fokus amat liatin Ruby."
Apa dirinya ketahuan. Tapi ia hanya memastikan kalau putrinya baik-baik saja, karena Ruby terlihat lemas.
"Dia kembaran gue," ucap Regan menatap Arkana dingin, "Jangan deket-deket dia."
Rasanya leher Arkana seperti tercekat. Ia tahu kalau Regan dan Ruby tidak dekat, tapi tidak tahu kalau Regan tidak menyukai Ruby.
Senyum simpul terbit di wajah Arkana, kepalanya mengangguk, "Nggak kok."
Kembali Arkana fokus pada sang guru walau pikirannya terus pada anak-anaknya. Banyak pertanyaan yang ingin sekali Arkana mendapat jawaban, tapi ia harus sabar karena ia akan mencari tahu sendiri.
"Kalian boleh pilih tim sendiri, lima orang di setiap kelompok."
Setelah intrupsi sang guru, mereka mulai mencari timnya sendiri. Arkana jelas dengan Regan, Morgan, Aiden, dan Kevan.
Tim regu mereka lebih dulu, melawan tim lain di kelasnya. Permainan dimulai setelah guru meniup peluitnya.
Sorakan demi sorakan terdengar, berseru menyemangati setiap jagoannya. Saat muda dulu, Arkana sangat suka ikut bermain basket bersama teman-temannya, bahkan ia hampir mengikuti perlombaan tetapi tidak jadi karena lebih memilih mengikuti olympiade.
Kevan mengoper bola pada Regan yang dengan cepat laki-laki yang memiliki senyum bulan sabit itu tangkap, mendribble bola mengarah pada ring basket, melangkah tiga langkah dari tempatnya dan berhasil bola itu masuk ke ring.
Sorakan terdengar heboh, tim Regan berhasil mencetak satu point. Arkana menghampiri Regan, ber-tos ria lalu saling berpelukan.
Perasaan bahagia seakan ribuan kupu-kupu berterbangan di dadanya seperti menggelitik ingin terus tersenyum. Sudah lama ia tidak berpelukan dengan putranya, sangat rindu, juga senyum penuh kebahagiaan itu tampak jelas di wajahnya.
Permainan masih berlanjut, kembali pemain bermain dengan sportif. Arkana kembali fokus pada permainannya, tak jarang ia pun mencetak point.
Regan melihat di tribun, Sherin sangat bersemangat berseru memanggil nama Arkana, membuatnya kesal. Ia tatap sinis Arkana, membuat sang empunya merasa bingung.
"Kamu kenapa?" tanya Arkana bingung.
Ibu jari dan jari tengah Regan mengarah pada matanya, lalu beralih menunjuk tepat di depan kedua mata Arkana semakin membuat sang empunya bingung.
"Awas aja sampe lo suka Sherin," ucap Regan penuh penekanan.
Arkana sampai ternganga, ternyata putranya terlihat aneh karena mengira ia menyukai gadis yang bernama Sherin, bahkan ia tidak tahu Sherin yang mana. Tapi, saat matanya melihat arah pandang Regan, ia tahu dan baru mengingat kalau Sherin salah satu sahabat Ruby yang mengajaknya berkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Soul Again || Time Travel
Adventure[Follow sebelum membaca] Pria yang sudah memasuki kepala empat itu terkadang kesulitan karena anak-anaknya yang tumbuh semakin dewasa membuatnya resah. Selalu ingin anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang baik, hingga tanpa sadar dirinya terlalu...