"Apaan sih!" Amora menangkis tangan Sira.
Dua bangku di sisinya yang semula kosong kini terisi oleh dua sosok yang begitu familiar. Amora sempat tertegun ketika pandangan mereka bertemu.
"Kami duduk di sini, ya?" ujar salah satu dari mereka dengan ramah, membuyarkan lamunan Amora.
Ia tersenyum kecil, memberi isyarat persetujuan, mempersilakan Chana dan seorang selebgram favoritnya—Reylin, untuk duduk di sana.
"Perlu tukar tempat duduk nggak, Mor?" bisik Sira, entah sejak kapan sudah berada di dekat telinganya.
Amora menoleh, lalu menggeleng kecil. "Nggak perlu, nanti kelihatan banget kalau gue pindah sekarang," balasnya, juga dengan berbisik.
"Eh, btw, kalian ke sini juga buat nonton Anizhar, kan?"
"Iya, sekalian nonton yang lain juga, hehe," jawab Sira lebih dulu.
"Lo kenal mereka, Chan?" tanya Reylin.
Chana mengangguk ringan. "Iya, mereka satu sekolah sama gue, Lin."
"Setelah perlombaan selesai, kalian ikut kami makan-makan perayaan kemenangan Anizhar, ya. Gue yang traktir," lanjut Chana dengan nada penuh antusias.
Sira dan Amora saling bertukar pandang. Tatapan mereka seperti berbicara dalam diam.
"Bukannya dia tahu kalau lo nikah sama Anizhar?" bisik Sira dengan nada ragu.
"Iya," jawab Amora pelan. Dia juga heran mengapa Chana bersikap ramah dengannya, kontras saat kejadian kala itu.
"Jadi, gimana? Kalian ikut, kan?" desak Chana sambil menatap mereka penuh harap.
"Heh, kalau ditanya buruan jawab, dong! Lama banget!" potong Reylin dengan nada kesal.
Amora tersenyum masam. Dia ingin menolak, tetapi tatapan Chana dan Reylin yang seolah tak memberi pilihan, memaksanya memberi jawaban berbeda dari keinginannya.
"I-iya," jawabnya ragu, mencoba menyembunyikan perasaan yang bergejolak di hatinya.
Setelah itu, mereka tidak lagi berbicara karena perlombaan renang gaya ganti perorangan 200 meter putra segera dimulai. Para atlet telah bersiap di starting block di tepi kolam. Di antara delapan peserta, Anizhar menjadi yang paling disorot, mengingat tahun lalu ia berhasil meraih gelar juara pada perlombaan yang sama.
Amora baru menyadari fakta tersebut setelah mendengar percakapan Chana dan Reyline di sampingnya. Bukan berarti Amora sengaja menguping—hanya saja, pembicaraan mereka terlalu keras untuk diabaikan.
"Ugh, mantap, Mor! Otot mereka gede semua. Bismillah, minimal dapat satu!" ujar Sira dengan nada penuh semangat.
Amora terkikik mendengar komentar itu. Rupanya, alasan utama Sira menonton pertandingan renang ini tak lain karena kegemarannya melihat otot para peserta.
"Tahan, Sir. Air liur lo hampir netes tuh!"
"Eh!"
Amora hanya menggeleng kecil melihat tingkah Sira.
Selanjutnya, aba-aba yang datang entah dari mana membuat Amora tanpa sadar menahan napas. Bahkan tangannya memegang perut seolah merasa gugup, padahal bukan dia yang bertanding.
"TAKE YOUR MARK."
BIP!
BYUR!
Begitu suara "bip!" terdengar, kedelapan atlet serentak meluncurkan tubuh mereka ke dalam air dengan penuh kekuatan. Amora tanpa sadar semakin erat meremas ujung bajunya setiap kali Anizhar, yang berada di lane 5 berbalik usai menyentuh touchpad. Ketegangannya semakin memuncak saat perenang di lane 6 beberapa kali hampir menyusul Anizhar, membuat jantungnya berdegup kencang.
Ketegangan yang dirasakannya baru mereda ketika papan pencatat waktu menampilkan hasil akhir. Amora merilekskan tubuh saat Anizhar berhasil memenangkan perlombaan, dengan selisih tipis dari perenang di lane 6.
"Mor, gue nggak nyangka lomba renang bisa seseru ini!" seru Sira dengan antusias. Rupanya, bukan hanya Amora yang merasa tegang. Sira ikut berteriak heboh, sama seperti penonton lainnya.
"Gue juga," balas Amora, tanpa sadar tersenyum kecil sembari mengelus perlahan perutnya.
"Chan, Anizhar lihat ke lo!" Mendengar ucapan perempuan di samping Chana, Amora tanpa sadar ikut menoleh ke arah para atlet. Lebih tepatnya pada sosok Anizhar. Gadis itu tertegun saat kedua mata mereka bertemu, tetapi dia segera mengalihkan pandangan terlebih dahulu.
Bukan gue yang dia lihat, batinnya.
Amora melirik ke arah Chana yang tengah melambaikan tangan ke arah Anizhar dengan senyuman cantik. "ANIZHAR!" panggilnya dengan suara merdu.
Amora tersenyum masam. Bukan dia yang ditatap oleh Anizhar melainkan Chana yang kebetulan berada tepat di sampingnya. Tidak mungkin pria itu mempedulikan keberadaan Amora, yang Anizhar pedulikan hanya anak dalam perutnya.
Bukan gue, tapi Chana.
Entah mengapa, Amora merasa sedikit kecewa dengan kenyataan itu.
9 Desember 2024
Aku agak lama updatenya karena kagok sama chapter ini 😭 aku lumayan bingung cara menuliskan momen pertandingan renang Anizhar.
Tinggalkan jejak! Jangan lupa follow Instagram : @camoryaini._ dan WP : @camoryaini untuk update selanjutnya
Sampai jumpa di update selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
APRICITY
Teen Fiction"Lo hamil tapi gak tahu siapa ayahnya. Bahkan lo ga mikir gimana lo bisa hamil. Kalau ga tolol apa namanya, bego?" ──── Amora Keylani, gadis beruntung yang memperoleh beasiswa prestasi di Biantara High School. Hidupnya yang biasa-biasa saja membuat...
28. APRICITY
Mulai dari awal