"Gus, kita langsung bikin dedek bayi, kan?"
Khadijah yang enggan melanjutkan pendidikannya memilih untuk menerima lamaran Gus Khairil.
Khadijah yang sejak kecil dimanja oleh keluarganya, tiba-tiba harus berumah tangga di usianya yang masih terbilang...
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ 🎀
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ Ruangan besar itu mendadak hening, Khairil mengucap syukurnya dalam hati. Sedikit tidak percaya memang dengan apa yang dia ketahui hari ini, tapi itu semua tidak penting selagi kebenaran yang akan terungkap secepatnya.
"Saya tidak menyangka kalau dia seperti itu ..." Pria paruh baya di depan Khairil tertunduk lemas.
Tadi, setelah sampai di kota, Khairil langsung menuju alamat yang dia dapatkan. Mereka menemui dua orang yang beberapa minggu lalu mengaku sebagai orang tua Nabil. Awalnya mereka tidak mengaku dan bersikukuh jika mereka memang orang tua Nabil sampai Khairil mengeluarkan bukti cctv saat kedua orang itu turun dari sebuah angkutan umum di depan gerbang pesantren disaat kejadian fitnah itu bahkan belum terjadi. Kedua orang itu bersembunyi di salah satu kursi di luar gerbang dan akhirnya masuk setelah sekitar 15 menit Nabil menelepon. Mereka sebenarnya pelayan di rumah Nabil yang dipaksa untuk menyamar dengan ancaman dan imbalan sejumlah uang.
Dan setelah didesak, keduanya akhirnya mengaku dan membawa Khairil juga yang lainnya ke tempat ini. Sebuah rumah besar yang tidak pernah Khairil bayangkan sebelumnya.
Hal yang mengejutkan lainnya adalah, ayah Nabil yang merupakan Walikota periode saat ini. Nabil berasal dari keluarga yang sangat berpendidikan dan berada. Entah apa yang membuatnya seperti itu.
"Lima tahun lalu saat dia meminta untuk masuk pesantren dan menyembunyikan identitasnya, saya setuju karena berpikir jika Nabil memang membutuhkan pendidikan agama yang lebih dalam. Saya juga sangat tau jika dia mendapat perundungan di sekolah sebelumnya. Tapi, saya tidak bisa berbuat banyak. Saya politikus, apa yang saya katakan dan lakukan akan sangat berdampak untuk karir saya." Pria yang bernama Aditya Mahesa itu menunduk semakin dalam.
