Chapter 28 | End

25 2 0
                                    

BRAK

Tiba tiba saja pintu terbuka dengan kasar menampakkan seorang pria yang masuk dengan nafasnya yang memburu.

"Lily.."

Lily dengan lemahnya mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang.

"Wizzy, kamu apa apaan sih hah?!" kesal Gebby dengan kedatangan Wizzy yang tak disangka. Lily tampak terkejut dengan suara itu, suara pria yang ia rindukan kehadirannya.

"Wizzy jangan pernah mendekat atau wanita ini mati detik ini" ucap Gebby mengancam dan mendekatkan pisau kearah leher Lily.

"Lepasin dia!!" sentak Wizzy

"Hah? Ga akan karna dia udah berani nya rebut lo dari gue Wizzy!!" sentak Gebby.

"Gue janji bakal kembali sama lo tapi lepasin dia"

"GAKMAU!! Gue tau ini cuman akal akalan lo karna pengen selametin ni cewe sialan.." Wizzy tiba tiba berlutut dan menunduk.

"Bunuh gue aja.. jangan dia.." ucap Wizzy tiba tiba membuat Lily terkejut. Gebby tersenyum smrik dan perlahan mendekati Wizzy yang tengah berlutut itu. Lily menggeleng air matanya deras tak rela bila Gebby melakukan itu kepada Wizzy.

"Gakkk!!! Enggak kak bunuh Lily ajaa!!!" teriak Lily dengan sekuat tenaga.

"Ah berisik banget sih gimana kalau kalian berdua aja.. ah mending gue bunuh Lily dulu kali yaa didepan Wizzy.. ah atau... gue bunuh Wizzy didepan Lily.." tanpa ragu Gebby langsung mendekati Lily dengan bersiap akan membunuh wanita yang berada didepannya ini. Lily menutup matanya mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematiannya yang sebentar lagi. Namun, tiba tiba saja...

Srettt!!

"Aarkkhh" ringis itu membuat Lily membuka matanya. Terlihat Wizzy yang sedang dalam posisi berpelukan dengan Gebby. Darah menetes begitu saja dengan cepat membuat Lily membelalak terkejut, ia menggeleng pelan tak ingin apa yang ia fikirkan terjadi.

Seketika Wizzy langsung terjatuh dengan perutnya yang sudah tertancap pisau milik Gebby.
"Aaawwhh sakitt yaa.." ucap Gebby dengan santainya dan senyuman smriknya.

"Kamu.. kamu gilaaa kak.." gumam Lily yang masih terdengar jelas oleh Gebby.

"Gue? Hahahahahahahaha gue emang gilaa sayang.. salah lo.. udah bebasin gue dan gue.. bisa rencanain ini dengan sangatt... matang" Lily terus berdoa dalam hatinya berharap ada yang menyelamatkannya dari wanita gila ini.

"Saatnya kematian lo Beverly" pisau yang tertancap pada tubuh Wizzy dicabut kasar oleh Gebby dan ia berjalan kearah Lily dengan senyuman jahatnya.

"Baiklah, jika ini adalah hari terakhirku.. maafkan aku... buat kak Jordan, kakakku Agatha.. aku minta maaf, untuk ipar dan temanku, aku minta maaf"

SRETTT

"Aarrkkhhhh" ringis Gebby terdengar jelas membuat Lily terkejut.

"Kak Arlo.." gumam Lily dengan nafas memburunya.

"Kamu.. kamu gapapa??" pertanyaan itu langsung membuat Lily menangis histeris. Ia sungguh ketakutan berada disituasi itu, Arlo tak tega ia langsung memeluk Lily dengat erat.

"Arlo.."

"Bang.." Levin datang dan membukakan ikatan tangan pada bagian tangan dan kaki Lily. Tak tahan dengan rasa sakit dan lemah pada tubuhnya Lily seketika ambruk kebadan Arlo yang berada didepannya.

"Lily.. tolong bertahan.. gue mohon.." ucap Arlo memepuk pelan pipi Lily saat terlihat matanya sayu sayu tak kuat menahan rasa sakit.

"Gue telp ambulance, Agatha dan keluarganya juga udah menuju kesini.." ucap Levin berusaha menelp pihak rumah sakit. Namun, tiba tiba saja dari arah belakang..

Wedding Business [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang