"Kalo kata gue sih, ini waktu yang tepat Jes," ucap Olla sembari menatap ke arah sang sahabat yang masih menggulungkan tubuhnya di bawah selimut, "kayak dia lagi terpuruk nih, posisinya lagi di bawah, terus lu dateng kayak pahlawan buat dia."
Jessi membalas tatapan Olla dengan ragu, "emang yakin itu bakalan berhasil?" Tanya gadis bermata tajam itu sambil mengeratkan selimut pada tubuhnya.
"Ya dicoba dulu dong, kan gak tau hasilnya bakal gimana kalo belum nyoba," balas Olla dengan ekspresi sewotnya, "lagian ya, kan alasan dia nerima cowok itu, karena denial sama perasaannya ke lu."
Jessi berdecak kemudian mendudukkan dirinya di kasur milik Olla, "itu cuma rumor," balasnya sambil menyandarkan tubuh di kepala kasur.
"Ck, lu tuh kenapa sih gak percaya banget sama gue?!" Tanya Olla galak, "gue dulu berantem sama dia kan karena masalah ini, Jes."
Jessi menatap Olla dengan pandangan tertarik, "maksudnya?"
Lagi, Olla berdecak malas, "ya, gue sama Flora itu berantem karena lo yang buntutnya ya jadi pembubaran paksa JMT."
"Hah?!" Kaget Jessi yang membuat tubuhnya tanpa sadar mendekat ke arah Olla, "maksudnya karena gue JMT jadi bubar?"
Anggukan gadis itu berikan sebagai jawaban, "Jessica Chandra, dengerin gue," ucap Olla sembari memegang bahu Jessi dengan kuat, "gue sama dia berantem pas awal tahun 2022 itu ya karena gue ngebelain lu. Karena gue tau lu suka sama dia dan gue sebagai sahabat deketnya Flora saat itu juga tau kalo dia suka sama lu, cuma denial aja."
Jessi menyimak ucapan Olla dengan tatapan yang memincing, entahlah apa yang gadis bermata tajam itu pikirkan.
"Jadi, gue bilang sama dia, buat jujur aja sama perasaannya ke lu. Tapi, dia malah bilang kalo semua perasaan yang dia punya ke lu itu salah dan akhirnya mutusin buat ngeiyain ajakan kakaknya Zee buat deket, semua itu dia lakuin biar perasaannya ke lu bisa ilang," jelas Olla yang semakin membuat Jessi membelalakkan mata, "ya gue kesel dong, kalo kayak gitu artinya dia mainin perasaan lu, gue sebagai sahabat lu jelas gak terima dan akhirnya cekcok gede sampe yaudah kayak yang lu tau, JMT terpaksa bubar."
Jessi masih melebarkan matanya, benar-benar terkejut, "lu boong ya sama gue?"
"Heh kampung!" kesal Olla sembari menunjuk tepat di wajah Jessi, "ngapain juga gue ngarang cerita ke lu."
Tubuh Jessi langsung lemas dan langsung terbaring lemah di kasur Olla sembari mengeratkan selimut, "akh gue sedih banget," ucapnya tertahan.
Sementara Olla menggelengkan kepalanya dramatis, merasa kasihan dengan Jessi yang cintanya pada Flora tak kunjung selesai, "yaudah makanya lu gerak dong, biar seenggaknya dia jadi ngeh kalo lo tuh emang orang yang dia butuhin, orang yang gak akan ninggalin dia bahkan di posisi terendahnya."
Jessi menghela napas dalam kemudian bangkit untuk mendudukkan dirinya sembari menatap Olla, "jadi, gue beneran harus gerak?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh sahabat dekatnya itu.
"Harus, kalo kata orang islam tuh apasih wajib hukumnya, bukan sunnah lagi," balas Olla yang membuat dahi Jessi berkerut.
"Kok lo bisa tau sih soal islam-islam gitu?" Tanya gadis bermata tajam itu dengan tatapan menyelidik.
Olla menghela napas, kemudian tak lama suara adzan dari speaker mesjid yang tepat berada di sebelah kamarnya itu berbunyi. Maka dengan segera, gadis berdarah Batak itu mengangkat kedua tangannya seolah berkata, 'gue udah bersahabat baik dengan islam.'
Sementara Jessi tertawa kencang.
***
hai temen-temen, ini cerita selingan dari ondah dan zeedel yang sedang stuck itu ya.
ceritanya juga bakalan dikit doang, paling cuma beberapa part dan per-partnya cuma 500-600 kata.
jadi, enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
FanfictionJessi selalu percaya jika manusia pasti punya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya, termasuk untuk Flora. Gadis yang sudah lama ia cintai.