Happy Reading ⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾
"Seriusan nih, gw disuruh latihan lagi. Yang bener aja gila"
Gumamnya mendumel tentang hal yang akan di lakukan di pagi hari ini. Kemarin saat keluar dari ruangan Simon, Herry heran kenapa Jeyden terlihat cemberut ketika keluar dari ruangan tuannya. Apa yang tuannya lakukan.
Karena rasa penasaran Herry bertanya pada Jeyden tapi bukannya mendapat jawaban, Jeyden malah memaki-maki atasannya. Berani sekali Jeyden ini, dirinya saja tak terlalu berani.
Tetapi ketika Herry tau alasannya, Herry tertawa lepas. Jeyden tentu saja merasa lebih kesal. Jadi Herry yang merasa bersalah menghentikan tawanya.
"Yah, tak ada yang bisa kau lakukan. 'Lagipun aku juga tak rela jika kau pergi'. Baiklah aku akan membantumu besok."
.
.
.Itulah kenapa saat ini Jeyden bersama Herry berada di halaman khusus untuk pelatihan bodyguard. Sebenarnya ini baru dibuat kemarin, karena itu terlihat tak ada kesiapan di halaman pelatihan ini.
Karena pada dasarnya tuan Simon bukan orang yang baik, tak mungkin dirinya mau repot-repot melatih orang untuk dijadikan bodyguardnya, dia tim terima beres. Tapi sepertinya terkecuali untuk kelinci yang satu ini.
"Jadi kita akan mulai dengan latihan menembak atau latihan fisik?"
Jeyden yang mendengar itu meringis pelan, demi apapun dirinya lebih memilih menjadi tukang sampah. Dari pada harus belajar hal seperti ini, sungguh merepotkan.
"Kalau begitu kenapa tidak mulai dengan menembak?"
"Baiklah, ambil ini dan coba tembak targetnya"
Tangan Jeyden bergetar hebat ketika dirinya ingin mengambil sebuah pistol yang ditodongkan oleh Herry. Walau begitu Jeyden tetap mengambilnya, mengarahkan ujung pistol itu pada target yang lumayan jauh.
Dan "DOR" suaranya begitu nyaring, Jeyden menutup matanya, apakah tepat sasaran?. Dia meluruh ke tanah, ya ampun dirinya tak sanggup lagi.
Herry yang melihat itu dengan sigap memapah Jeyden dan membawanya untuk duduk di kursi taman yang tak jauh dari halaman pelatihan. Lalu menyodorkan air minum untuk Jeyden.
Jeyden yang disodorkan air minum meminumnya dengan rakus, menghela nafas sangat panjang dan bergeleng pelan.
"Seriusan aku harus berlatih seperti itu? Aku tidak tau kalau itu lebih buruk dari yang aku bayangkan"
"Jeyden, aku rasa ini aneh. Apakah hilang ingatan membuat seseorang begitu berubah?"
"Aku tidak tau, aku rasa memang seperti itu. Lagi pula kenapa tuan Simon memaksa ku, sudah kukatakan bahwa aku akan menjadi beban. Huh"
"Kau tidak pernah menjadi beban, aku bersyukur tuan Simon menahanmu. Tak apa Jeyden, kalau begitu besok kita akan berlatih kekuatan fisik mu dulu"
Jeyden heran, kenapa Herry bersyukur tuan Simon menahannya. Jeyden sih tidak, karena ya dia ingin hidup santai tanpa ada rintangan. Ini semua gara-gara Simon bajingan, Huh menyebalkan.
"Baiklah aku akan mengitari taman kalau begitu, sampai jumpa Herry"
Jeyden melangkahkan kakinya meninggalkan Herry tanpa menunggu jawaban dari sang pemilik nama. Menyusuri setiap bagian taman, ini menyenangkan kapan lagi dirinya bisa sesantai ini, bisa saja kedepannya akan lebih sibuk dan rumit.
'suara siapa ya, kayanya ada orang selain gw deh. Intip dikit ngga apa-apa kan ya"
Jeyden bersembunyi pada bangunan pondok ditaman itu, dirinya melihat tuan Simon dengan seorang laki-laki yang lumayan cantik?? Siapa itu, sungguh memangnya ada laki-laki yang berwajah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard and his harem
Short StoryUtamakan baca deskripsi dan follow author. Ini cerita gay!! ⚠️Typo bertebaran ⚠️ Renan Aditia seorang pegawai kantor yang meninggal akibat kecelakaan yang terjadi padanya, dirinya di tabrak oleh sebuah truk yang melintas kencang karena rem blong. Bu...