39. Lembah kematian.

6.6K 1K 128
                                    

Halooo!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca terimakasih❤
.
.
.
.
TYPO TANDAI!

Emilo menatap Alopex dengan pandangan khawatir bocah dengan pipi lumer itu mulai menangis karena melihat temannya yang kesakitan. "Foci tidak apa-apa mana yang cakit huc huc cakit ilang huc! Emilo dengan pipi berlinangan air mata terus meniup telinga Alopex.

"Tuan, cepat lihat situasi di luar! dan jangan menangis saya tidak-kanapa-napa," seru Alopex sembari masih menutup telinganya yang berdengung entah kenapa firasatnya mengatakan sedang terjadi sesuatu di luar. Rubah itu tersenyum ke arah Emilo berusaha menenangkan.

Setelah mendapatkan tatapan meyakinkan dari Alopex Emilo berdiri si gembil mengusap air matanya yang meleleh, "Foci tunggu cini yah!"

Bocah penuh lemak itu lantas keluar dari kamarnya untuk melihat situasi di luar setelah berpamitan dengan Alopex.

Bruk!

Baru beberapa langkah badan bulat Emilo bertabrakan dengan kaki panjang seseorang. "Aduh!" Emilo mengusap hidung kecilnya sembari menatap si penabrak.

"Yang mulia pangeran, anda mau kemana?"

"Uncle Jack!" Seru Emilo sembari menatap pengasuhnya. "Uncle apa teljadi cecuatu di lual?" tanya Emilo dengan penasaran.

Jack memutar otak tidak mungkin ia bilang bahwa kekaisaran mereka akan berperang, "Er itu tidak ada apa-apa pangeran, semuanya aman tidak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan. Lebih baik pangeran main di dalam kamar saja matahari sedang terik akhir-akhir ini."

Siluman serigala Jack tersenyum, ia memang di tugaskan untuk menjaga Emilo memastikan bahwa bocah bulat itu tidak tau dengan keadaan kekaisaran yang sedang kacau dan mengadakan perang.

Emilo sedikit mengeryit mendengar hal itu, ia tidak percaya dengan yang dikatakan pengasuhnya. Terlebih lagi Emilo sudah menyerahkan kotaknya pada sang ayah, mungkin sesuatu yang besar telah terjadi! Apalagi dua tokoh penjahat telah kabur dengan menghancurkan penghalang yang di buat Alopex rubah kesayangannya.

'Cecuatu yang becal mungkin teljadi. Milo haluc cali tau!' si gendut diam-diam membatin.

"Ayo masuk pangeran," ajak Jack sembari mengulurkan tangan ke arah Emilo, Jack berniat menggandeng tangan gemuk itu.

Emilo memandang Jack dengan senyum lebar bayi bulat itu sedikit demi sedikit menggeser tubuhnya menjauhi Jack tanpa menerima uluran tangannya.

"UNCLE JACK ADA KALANTULA LAKCACA!" bocah gendut Emilo tiba-tiba berkata dramatis sembari menunjuk area di depan mereka. Sandiwaranya telah di mulai.

"Hah?! di mana?" Jack mengalihkan perhatiannya.

"Kabulll!" Emilo dengan langkah kaki seribu mulai berlari sekencang-kencangnya dari Jack.

"Pangeran tunggu!" Jack yang sadar di kerjai oleh anak asuhnya mulai mengejar Emilo yang lari lebih dulu. Keduanya mulai berlarian sepanjang lorong istana seperti kucing dan tikus.

"Pangeran mohon berhenti!" seru Jack.

"Tidak akan! uncle tangkap caja kalau bica week!" Emilo memeletkan lidah mungilnya mengejek Jack yang berlari mengejar dirinya.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang