Duo

2 0 0
                                    

*lena letoile pov

aku segera menyusul merlina,ray,dan abraham.mereka bertiga sedang meringkuk.

aku pun ikut juga meringkuk.

"supaya perburuan kita lebih efektif.kita akan berpencar.aku dan ray akan berburu di bagian barat.white lady dan merlin akan berburu di bagian timur."ujar abraham.

abraham terlihat berwibawa dengan sikap tenang dan rencananya.

'sekarang aku tahu.kenapa abraham pemimpin perburuan..' tak ada yang tidak setuju dengan rencananya.kami pun berpencar.aku dan merlina memulai perburuan kami.sekaligus perburuan pertama ku.

"baiklah lena.aku akan menjadi umpan.aku akan menarik sebagian kecil nigth monster untuk mengejarku.saat itu juga kau akan melancarkan serangan sihir ke arah mereka."jelas merlina.

aku dengan penuh semangat mengganguk iya.merlina pun terbang turun ke arah kumpulan werewolf.'

gas magic:hunting me' gas ungu menyebar ke segala arah.radisu gas itu mencapai 10 m dari merlina merapal mantra.sesuai nama sihirnya.sihir itu membuat para werewolf melirik kepada merlina.dengan penuh nafsu,para werewolf berlarian menuju merlina.merlina segera melafalkan mantranya.

"wind magic:skywall!" sebuah tembok tipis transparan tercipta dan menghalangi para werewolf masuk.mengerti bahwa ini adalah giliranku,aku pun segera menggunakan skill aoe.

"fire magic:fireblast!"sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kaki para werewolf.lingkaran sihir itu cukup besar untuk melingkupi seluruh werewolf.

dan...duar!!!

Api yang panas menyembur keluar dari lingkaran sihir itu, besar dan panas. Bahkan Merlina pun dibuat takjub dan kagum dengan sihirku. Mayat werewolf pun menjadi abu, hanya menyisakan inti monster mereka. Dengan mata berbinar-binar, Merlina mengumpulkan semua inti monster tersebut dengan sihir anginnya. "Mari ku lihat," ujar Merlina. Hasilnya, kami mendapatkan 30 inti monster hijau, dengan 20 kemurnian tingkat rendah dan 10 tingkat menengah. "Baiklah, kita bagi 10 saja," ujar Merlina sambil memberiku 10 inti monster. 

"Terima kasih, ketua!" Ujarku berterima kasih sembari membungkuk. "Tak perlu memanggilku begitu formal, panggil saja Merlin," ujar Merlin sambil tertawa cantik. "Ba-baik, ke-maksudku Merlin," aku senang memiliki ketua yang tidak meninggikan dirinya sendiri. "Oh ya, kita cari Abraham dan Ray!" Aku pun mengangguk. Merlin menggunakan sihir pelacak untuk menemukan keberadaan mereka berdua. Sihir pelacak Merlin bisa mencapai radius 100 meter. "Ketemu!" Aku pun langsung mengeluarkan sapu terbangku. 

"Wow, Lena, dari mana kau mendapatkan alat sihir itu?" tanya merlina kagum dan takjub dengan sapu terbangku.

"Ini adalah benda peninggalan orang tuaku," ujarku, yang tentunya adalah kebohongan belaka. Aku mendapatkan sapu terbang ini saat belajar di akademi sihir kerajaan. Merlina pun hanya mengangguk dan ikut menunggangi sapu terbangku. Kami pun melayang ke langit, mengikuti arahan Merlina. Kami melihat pria brengsek dan Ray sedang bertarung bersama. "Mereka di kepung para werewolf!" Ujarku. Aku pun segera mengeluarkan tongkat sihirku sebelum Merlina merentangkan tangan kanannya di depanku. "Tidak perlu," ujarnya lembut. "Tapi..." Dengan belaian lembut, Merlina berkata, "Mereka bisa mengatasinya sendiri." Aku pun hanya menurut saja. Dari atas, kami melihat kedua duo itu bertarung bersama.

Abraham menggunakan senjata yang mengeluarkan benda tajam yang disebut peluru ke arah para werewolf yang mengepungnya dan menggunakan pedang besarnya untuk menebas werewolf yang mendekat. Jika tidak salah, nama benda itu adalah senjata api. Abraham menggunakan senjata apinya untuk menjaga jarak dengan werewolf, sementara pedangnya untuk menebas werewolf yang mendekat. Sementara Ray, ia menggunakan dua bilah pedang sedang. Seperti seorang pembunuh bayaran, Ray terlihat cepat dan tangkas dalam menghadapi para werewolf itu. Dalam hati, aku menyimpan rasa kagum kepada duo itu, terutama Abraham. Entah karena apa, ia terlihat keren saat bertarung.

avalon mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang