Aku mencintainya bukan karena pesona raganya. Aku sadar bahwa aku jauh dari kata sempurna untuk berdamping dengannya. Setiap cinta yang lahir akan menumbuhkan banyak cinta pula. Aku bahagia karena bisa berkorban dan melayani dia sepanjang hayatku de...
Haloo readers I'm back Maaf ya baru bisa update Kmrin aku sakit hahha tumbang deh Yuks back to topicc Kajja let's Go 🔥
Jangan lupa vote dan comment nya yaw untuk nyemangatin author hahaha
. . .
Author PoV
Dua hari yang lalu Kakek Dong Hwan dan nenek Mi Sook datang ke Seoul setelah mendengar kabar sang cucu kecelakaan dan baru sadar dari komanya. Mereka dari jeju langsung menuju ke RS tempat Sehun di rawat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Dong Hwan (Kakek sehun)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Mi-Sook (nenek Sehun)
* * * *
H-1 Pernikahan
Sebenarnya Sehun sudah meminta kepada keluarganya untuk menunda pernikahan sampai ia benar-benar pulih keadaannya. Namun, hal itu ditepis oleh kedua orang tua dan kakek neneknya.
Sehun merasa ada yang tidak beres kenapa mereka bersikukuh untuk melaksanakan pernikahannya. Sedangkan dalam benak Sehun, ia takut mempermalukan sang istri dengan keadaannya yang masih terbaring lemah.
Kakek neneknya pun mengandalkan alasan kuno nya, dimana suatu pernikahan harus ditetapkan pada naljja seoljeong ( 날짜설정 ; 날짜設定), atau 'penetapan tanggal'. Tahun, bulan, hari, dan jam mempelai pria (menurut kalender lunar), yang dikenal sebagai saju ( 사주 ;四柱), ditulis di atas kertas dan dibungkus dengan cabang bambu dan diikat dengan benang merah dan biru. Terakhir, paket dibungkus dengan kain merah dan biru dan dikirim ke keluarga mempelai wanita. Tanggal lahir mempelai pria dikirim ke peramal yang menentukan tanggal berdasarkan saju. Dimana hari penetapan upacara jatuh pada hari esok tidak ada lagi waktu baik jika menundanya.
Kakek nenek Sehun pun bersikeras meyakinkan Irene dan Sehun untuk tetap melaksanakan pernikahan esok hari. Mau tidak mau mereka harus mengiyakan pernikahan ini terjadi. Irene pun juga tidak mengiyakan tanpa imbal balik, ia menginginkan pernikahan dilakukan secara tertutup dan untuk pesta resepsi dilangsungkan pada saat Sehun sudah sehat. Sehun pun menyetujui permintaan Irene begitu juga dengan kedua belah pihak keluarga.
