Prolog

8K 465 28
                                    

Ini book selingan aja kayaknya, kalo aku bosen di Nobody's Weak 👽

Aku mau coba buat time travel,,,

Disclaimer ‼️

1. Ini cerita time travel [Perjalanan waktu].

2. Romance, bromance, sad, happy, nano-nano.

3. Ojo ngatur alur.

4. Suka baca, gak suka skip!

5. No siders, okeyyy.

6. Cast dari aku cuma sebagai pemanis, kalian bebas pakai cast siapapun.

7. Ini fiksi, jangan sangkut pautkan sama kehidupan para cast. Contoh kecil, makanan kesukaan, hobi, dan kepiawaian mereka.

8. Plagiat, tak depak!

Happy Reading...



Brak!

Gebrakan meja yang dipukul keras oleh Arkana— pria paruh baya yang duduk di single sofa seraya menatap nyalang ketiga anak-anaknya. Masih terbalut sepasang jas, dan rambut yang sudah acak-acakan.

Pria itu tidak tahu harus bagaimana, ia merasa seakan dunianya hancur detik ini juga.

"KALIAN BERDUA TIDAK BISA MENJAGA SAUDARA PEREMPUAN KALIAN?! APA HARUS PAPA YANG MENJAGA DUA PULUH EMPAT JAM?!" bentak Arkana sangat murka.

Erina— Mama dari ketiga anak dan istri dari Arkana itu hanya bisa menunduk, kalau seperti ini, ia juga tidak bisa berbuat apapun.

"Walaupun kamu anak perempuan, seharusnya kamu bisa jaga diri, BUKAN MALAH MENYERAHKAN DIRI UNTUK MEREKA MENJAMAH TUBUH KAMU!"

"PAPA!" Erina menatap suaminya sendu.

Hati Ruby sakit mendengar ucapan sang Papa untuknya, kedua tangannya saling meremat, air mata sudah mengalir membasahi pipinya.

"Regan, apa kamu hanya bisa menyusahkan Papa? BAHKAN KAMU HAMPIR MASUK PENJARA KALAU PAPA TIDAK IKUT ANDIL, buat perdamaian dengan korban yang hampir mati kamu pukulin itu tidak mudah, mereka terus ingin menjebloskan kamu dalam jeruji itu." Kilatan amarah tampak jelas dari sorot mata Arkana, pria itu tidak bisa berpikir jernih, luapan rasa sesak seakan menyiksanya, membuatnya tidak bisa mengontrol diri.

Regan putra pertama itu mengangkat kepalanya, ia membalas tatapan tajam Arkana padanya, "Regan nggak salah, Pa. Dia yang memulai, dia yang__"

Bugh!

Wajah Regan sedikit menoleh, pukulan keras pada rahang yang dilayangkan Papa-nya cukup menyakitkan. Regan sentuh sudut bibirnya yang terada perih, sekuat itu Arkana memukul wajahnya.

"Jangan membela diri, Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk tidak mengakui kesalahan," ucap Arkana tegas, menatap putra pertamanya tajam.

Tatapan Arkana beralih pada putra bungsunya, surai hitam legam itu menutupi wajahnya, kerena menunduk terlalu dalam juga surai itu yang sudah memanjang.

"Besok potong rambut kamu, Papa tidak mau kamu terlihat seperti berandalan," ucap mutlak Arkana.

Kepala Sean menggeleng, membuat Arkana menatap tajam putra bungsunya itu.

"Beri alasan Papa kenapa kamu tidak ingin memotong rambut kamu!" Arkana mencoba menahan amarahnya pada putra bungsunya, ia tidak ingin tangannya kembali memukul putranya.

Young Soul Again || Time Travel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang