Sudah sekitar seminggu hidup Jungwon diikuti oleh sosok Jay Heinrich. Sosok itu selalu memutari dirinya terkadang juga selalu membuat terkejut. Layaknya kali ini, Jungwon baru saja membuka kelopak matanya, tapi langsung kembali tertutup atas keterkejutan yang dibuat oleh sosok Jay Heinrich.
Arwah gentayangan itu menatap lekat dengan jarak cukup dekat sekitar tiga genggaman tangan. "Tuan Jay Heinrich..." suara Jungwon terdengar putus asa, dengan nafasnya yang terlalu memburu. "Tolong jangan mengejutkanku dengan wajah penuh darah itu, kau bahkan bisa membuatku cepat mati serangan jantung sebelum acara Nightball berlangsung!"
Hembusan angin hangat melewati Jungwon, yang disusul Jungwon mulai membuka kembali kelopak matanya. Jay telah menjauh, berdiri di depan lemari bercermin milik Jungwon sembari memiringkan kepalanya.
Rasanya Jungwon ingin menyerah, "Kebebasanku telah terikat dengan sebuah ketakutan teramat dalam, aku sangat meminta tolong padamu, setidaknya berikan kesempatan untuk diriku menghirup udara lepas tanpa tekanan akan ketakutan mendadak!"
Jungwon telah kembali diam, tapi tidak dengan suara teriakan Louis yang menggelegar secara tiba-tiba dari kamar tamu, suara langkah kakinya terdengar cepat membising setiap anak tangga menuju kamar Jungwon. "Jungwon, kepala arwah itu copot!" Louis menangis sembari memeluk Jungwon, kemudian ada arwah lain yang memilih Louis sebagai inang muncul dengan kepala yang telah kembali tersambung.
Jungwon mendesau, melihat bagaimana wujud pemuda itu yang penuh sayatan, "Tolong, bilang pada temanmu agar tak membuat mental Louis tertekan terlalu dalam, dia bisa gila jika kalian terus saja seperti ini!" Jungwon mengamati bagaimana arwah itu tak menampakkan diri dengan wujud mengerikannya, tubuhnya terlihat utuh tanpa luka ataupun darah namun tetap saja pandangannya mengerikan.
Fuma Oswald, sosok arwah yang memilih Louis, pemuda bersuara berat yang terkikik di belakang Evan dan Jay ketika menampakkan diri di cermin ruang tengah, sedangkan arwah yang memilih Luke bernama Kei Yudai. Sejauh ini, Luke tak membuat kebisingan, mungkin saja arwah yang memilihnya tak sejahil tiga lainnya.
Bahkan Luke terdengar bersiul menaiki anak tangga secara santai, Luke juga menyapa dengan senyuman diiringi sosok Kei. "Kau baik-baik saja?" Louis bertanya pada Luke, "Sangat baik, dia membantuku mengerjakan semua soal latihan olimpiade matematikaku dalam kurun waktu tiga menit!" mata Luke berbinar, sedangkan Louis menatap pada Fuma kemudian kembali menangis.
Louis trauma, walau Fuma tidak lagi menunjukkan tubuh penuh sayatan dan darah. "Dia tak akan seperti itu lagi, Louis!" Jungwon menenangkan, dan meyakinkan Louis agar anak itu juga cepat-cepat untuk bersiap menuju sekolah.
Keempat pemuda ini telah berkumpul di ruang keanggotaan Nightball, entah bagaimana caranya Daniel telah berpindah posisi sebagai Enforcer, posisi Wings digantikan Louis yang awalnya berada pada posisi Forward yang kini digantikan Luke, sedangkan Jungwon dengan gilanya mendapat posisi Center.
Jungwon hanya memahami dari pujian anggota Nightball lain yakni Severin dan Camill yang mengatakan bahwa Jungwon, Daniel, Luke, dan Louis mengajukan untuk mendapat empat posisi itu dan menendang dua anggota inti menjadi anggota cadangan.
Awalnya keempatnya di ragukan oleh pelatih pengganti Sir Hector, sampai si angkuh Jay Heinrich yang tengah menguasai tubuh Jungwon memberikan tantangan, jika permainan mereka berempat bisa mengalahkan Arved si pengganti pelatih Sir Hector, maka mereka mendapatkan empat posisi itu.
Lapangan Nightball menjadi ramai, melihat Jungwon, Luke, Daniel dan Louis terlalu lihai dan agresif seolah keempatnya telah menguasai dan berlatih Nightball selama belasan tahun. Dengan Arved yang tumbang kuwalahan, dia menyetujui apa yang di ajukan oleh Jungwon untuk mendapatkan tiga posisi tertinggi dan satu posisi sedang untuk Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWYLA | Jay x Jungwon [JayWon]✔✔️
Horror[STORY END] [INTRO Story of TWYLA Series] Apakah kau pernah membayangkan sebuah kehidupan yang terjadi hanya pada malam hari? Tanpa sedikitpun keinginan melihat teriknya surya menyinari setiap penjuru bumi? Kebingungan itu cukup membuat Jungwon p...