33. Pesan misterius.

6.1K 1K 101
                                    

Holaaa!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca.

Terimakasih❤

Typo tandai!

DOUBLE UP!
TAPI WP NO NOTIF PENGEN NGUMPAT!😭
.
.
.
.

Panas matahari yang terik tak menyurutkan langkah kaki barisan para kesatria dan prajurit yang berjalan dari gerbang istana kekaisaran menuju ke tempat para penduduk. Ada hal yang menarik perhatian kali ini yaitu dengan adanya balita pendek nan gendut yang memimpin.

"Pacukan jalan!" Emilo dengan tongkat kayunya mengarahkan para pasukan agar berbaris rapi serta berjalan mengikutinya. Balita itu sekilas terlihat seperti induk itik yang mengarahkan anak-anaknya.

"Siap pangeran!" para pasukan dengan tegap melangkah mengikuti kemana Emilo pergi.

Balita itu ternyata di suruh oleh Vanderson untuk berpatroli di sekitaran kekaisaran damaskus untuk mencari paman mereka Belric yang kabur dan lari entah kemana.

Sementara Vanderson dan pangeran lainnya Erico maupun Adelio sibuk pergi ke kerajaan-kerajaan lain di bawah pemerintahan kekaisaran damaskus dan mengabarkan pada para raja-raja bahwa mereka sedang mencari Belric sepupu kaisar yang telah lama menghilang.

"Ctop belhenti, cekalang belpencal!" Emilo bersendekap dada, mereka sekarang sudah sampai di tengah-tengah kota, Emilo dengan gayanya yang seperti pemimpin cilik menatap segerombolan pasukan yang ia bawa.

"Pangeran anda yakin? tidak bisakah kita jalan bersama saja untuk mencari tuan belric? Bagaimana jika anda tersesat?" Salah satu kesatria menghampiri Emilo lalu mengusulkan idenya.

"Tidak akan telcecat Milo kan anak pintal, cekalang uncle cemua belpencal lalu ntal kumpul di cini lagi."

Kesatria itu menghela nafas, mereka semua di suruh patuh oleh panglima mereka Vanderson pada adiknya Emilo akhirnya mau tidak mau semua kesatria dan prajurit hanya bisa mengikuti rencana Emilo.

"Baiklah pangeran kita akan berpencar lalu berkumpul di sini lagi sesuai dengan perintah anda."

Akhirnya semua bawahan kakaknya berpencar dan pergi dari sana menyisahkan Emilo yang sendirian.

"Tuan memang anda ingin mencari paman anda?" Alopex bertanya rubah kecil itu ada di kantung baju Emilo setelah mengubah wujudnya menjadi sangat mini agar muat di kantung itu.

Emilo menggeleng, "uncle Bellic ada di lumah ci penyihil dia tidak akan kabul kemana-mana kalena ayah cudah pelintahkan cemua olang mencalina."

"Lalu apa rencana anda? apakah kita akan tetap di sini dan menjadi badut kota?" Alopex berkata demikian bukan tanpa alasan, dirinya begitu pula Emilo telah menjadi pusat perhatian, namun para penduduk tidak berani terlalu dekat dengan bocah cilik itu karena mata ungu permatanya menandakan bahwa ia adalah pangeran kelima damaskus yang sangat kuat. Mereka tak berani mengusik Emilo.

"Tentu caja habickan uang ayah dan kak Pandel!" Tangan gembul Emilo menunjukan kantung koin emasnya pada Alopex. Kantung itu berisi koin emas yang cukup banyak dari sang ayah maupun kakaknya Vanderson. Khusus hari ini Emilo tak meminta hadiah makanan dia meminta hadiah uang koin untuk jajan di pasar.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang