Keesokan harinya, sinar matahari menyinari kamar Zhang Hao dengan lembut. Suara burung berkicau di luar jendela menambah keindahan pagi itu.
Hanbin membuka matanya terlebih dahulu, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang. Ia bisa merasakan kehadiran Zhang Hao di sampingnya, suara napasnya yang tenang membuat hatinya bergetar. Perlahan, ia berbalik untuk melihat wajah sahabatnya itu. Zhang Hao tampak begitu damai dalam tidurnya, senyum kecil menghiasi bibirnya yang seolah-olah sedang bermimpi indah.
“Selamat pagi,” bisik Hanbin lembut, mencoba tidak membangunkan Zhang Hao dengan terlalu keras.
Dengan hati-hati, Hanbin beranjak dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ia ingin memberikan kejutan kecil untuk Zhang Hao.
Sambil mempersiapkan makanan, pikirannya melayang kembali ke ciuman yang mereka bagi tempo lalu setelah sekian lama berpisah. Ciuman itu terasa begitu manis, seolah-olah waktu berhenti sejenak saat bibir mereka bersentuhan. Namun, dalam hatinya, Hanbin juga merasa bingung. Apa sebenarnya arti dari ciuman itu? Apakah itu hanya ekspresi kerinduan semata ataukah ada sesuatu yang lebih dalam?
Setelah selesai menyiapkan sarapan, Hanbin kembali ke kamar dan membangunkan Zhang Hao dengan lembut. “Zhang Hao, bangun! Sarapan sudah siap,” katanya sambil tersenyum.
Zhang Hao membuka matanya perlahan, melihat Hanbin yang berdiri di sampingnya dengan senyum cerah. “Hmm, aroma apa itu? Enak sekali!” ujarnya sambil duduk di tepi tempat tidur.
“Ini sarapan spesial dari koki terbaik,” jawab Hanbin sambil menunjuk dirinya sendiri. “Ayo, kita makan!”
Zhang Hao dan Hanbin duduk bersama di meja makan kecil yang terletak di sudut kamar. Sinar matahari yang lembut menyinari ruangan, menciptakan suasana hangat dan nyaman.
Di atas meja, terhidang sarapan sederhana: roti panggang yang masih hangat, telur mata sapi yang dimasak sempurna, dan buah-buahan segar yang berwarna cerah.
“Roti ini enak sekali!” seru Zhang Hao sambil menggigit sepotong roti panggang. Suaranya penuh semangat, membuat Hanbin tersenyum.
“Iya, aku memang ahli dalam membuat sarapan sederhana,” jawab Hanbin dengan nada bercanda, sambil mengambil sepotong buah dan menyuapkannya ke mulutnya.
"Apa yang kau tidak bisa, Hanbin. Kau terlahir dengan segudang talenta" Ucap Zhang Hao yang membuat Hanbin makin salah tingkah.
Ditengah kegiatan sarapan mereka, Hanbin tidak menyadari ada sisa makanan yang menempel di sudut bibirnya.
Dengan penuh perhatian, Zhang Hao mengambil tissue dan mengelap sisa makanan tersebut dengan lembut. Tindakan sederhana itu membuat pipi Hanbin merona malu. “Eh… terima kasih,” ucap Hanbin sambil menundukkan kepala, wajahnya memerah.
Zhang Hao hanya tersenyum lebar. “Kau selalu saja meninggalkan jejak makanan di wajahmu. Harus lebih berhati-hati, Hanbin.”
Hanbin merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari senyuman Zhang Hao yang hangat.
🎻🎻🎻
Setelah menikmati sarapan, Hanbin dan Zhang Hao memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar rumah. Mereka ingin merasakan udara segar dan menikmati keindahan pagi yang cerah. Hanbin mengenakan kaos santai dan celana pendek yang ia pinjam dari Zhang Hao, sementara Zhang Hao memilih hoodie kesayangannya yang memberikan kesan hangat dan nyaman.
“Ke mana kita akan pergi?” tanya Zhang Hao sambil mengikat tali sepatunya.
“Mungkin kita bisa pergi ke taman kota. Aku dengar bunga-bunga sudah mulai bermekaran,” jawab Hanbin dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here I Am || Haobin
Fanfiction"Seberapa besar ketakutanmu, aku akan tetap disini bersamamu" "Kau tahu, aku akan memelukmu sangat erat" Here I am Start : 19 mart 2023 Finish: - #Bromance #BoyLove #BxB