happy reading sweetie
•
•
•Kini mereka masih duduk diruang keluarga, Samuel adalah seorang duda yang memiliki empat putra. Sebisa mungkin ia menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk putra putranya.
Istri tercintanya, Viona Diandra menghembuskan nafas terakhirnya setelah melahirkan si kembar Darel dan Darren, namun itu tak membuat Samuel, Nathan dan Lean membenci si kembar, justru mereka sangat menyayangi dan menjaga twins.
Karena mereka percaya bahwa semua itu adalah Takdir.
"Jadi kalian menerima baby?" Tanya Samuel.
"Of course Daddy" jawab Nathan mantap.
"Kita sangat menerimanya" tambah Lean. diangguki oleh si kembar.
"Zael, Ziel bagaimana sekolah kalian?" Tanya Samuel, tangan besar nya mengelus Surai hitam Darren yang sudah merebahkan dirinya dan paha sang Daddy menjadi bantalnya.
Samuel memang memanggil semua putra nya dengan nama kecil para putranya.
"Aman dad tenang saja" balas Darel seraya mengacungkan kedua jempol ya dan diangguki Darren.
"Dan kalian, bagaimana pekerjaan nya?" Tanya Samuel kepada Nathan dan Lean.
"Semuanya baik dad" jawab Lean diangguki Nathan.
"Grandpa, papa sama papi tau dad?" Tanya Darel, ia sibuk memakan keripik kentang pedasnya.
"Belum, biarkanlah pasti mereka juga akan mengetahuinya sendiri nanti" balas Samuel seraya terkekeh.
"Zael, jangan terlalu sering memakan pedas" ujar Samuel, bahkan Nathan, Lean dan Darren sudah berkali kali memperingati Darel namun si empunya tidak jera juga jika sudah sakit perut.
"Hehehe sedikit lagi dad" Darel yang memang keras kepala susah untuk diatur. Samuel dan yang lain hanya. Bisa pasrah dengan segala kekuan Darel, pasalnya pemuda itu selalu saja berbuat ulah.
Namun Samuel senang karena mempunyai putra seaktif Darel, karena itu menjadi Mansion ya lebih ramai dan hiburan untuk mereka sendiri.
"Haishh kakak minum!" Pinta Darel, wajah nya sudah memerah karena pedas, keningnya bercucuran keringat.
Nathan dengan sigap mengambilkan segelas air yang sudah tersedia di atas meja. Setelahnya Darel meminum rakus untuk meredakan rasa pedas nya.
"Pwaahh" .
"Washh sakit kakak!" Ujarnya seraya mengelus keningnya yang habis mendapatkan sentilan sayang dari Nathan.
"Nakal" desis Nathan.
"Zael, kurangi makanan pedasnya" tutur Lean lembut seraya mengelus keningnya Darel. Dan respon Darel hanya tersenyum lebar membuat Lean menggelengkan kepalanya.
"Aku mengantuk" lirih Darel.
"Sini" Lean menepuk paha nya untuk dijadikan bantal sang adik.
Darel mengangguk dan mendekat kearah Lean, sebelum itu, dengan jahilnya ia mencubit perut kotak kotak sang kakak sulung, respon Nathan hanya tersenyum tipis.
"Tidurlah" tutur Lean lembut, tangan besarnya mengelus lembut Surai silver Darel.
Darel menyembunyikan wajahnya diperut berotot sang kakak dan mendusal mencari kenyamanan. Sedangkan Darren sudah tertidur pulas posisinya sama seperti Lean namun ia dengan sang Daddy, Samuel.
Setelah beberapa menit terdengar dengkuran halus dan Darel sudah tertidur pulas menyusul sang adik kembarnya.
"Hhhh apakah ini yang akan menjadi seorang kakak" ucap Samuel seraya terkekeh. Lean dan Nathan ikut terkekeh ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
El and Jerganio
Random"Hiks.." satu isakan lolos membuat Samuel tersadar dari lamunannya. "Hei sayang, tak apa jangan takut, Daddy yang menemukanmu tadi baby" ucap Samuel seraya mengelus lembut pipi chubby yang basah karena air mata itu. _________________________________...