Bab 12. SURGANYA SANASTRA

85 60 19
                                    

안녕하세요👋👋 Selamat membaca, buat kamu yang udah singgah dengan damai.

12. SURGANYA SANASTRA

Buku, adalah surga yang begitu indah. Meski hanya sebatas kertas, tetapi setiap lembarnya memberikan kesan tersendiri.
—Si perindu—
...


Tiba-tiba seseorang berteriak di ambang pintu. "Seriusan lo berdua berantem gara-gara tempat duduk?"

_____

"Maggiera!" seru Laksa dan Aland bersamaan. Aland tersenyum kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia berlari mendekati Maggiera. Gadis itu berdiri di ambang pintu kelas Xl.B dengan beberapa buku di tangannya.

"Ngapain kesini, Ra?"

"Kenapa emangnya? Nggak boleh?"

"Ya, ya. Boleh, sih."

"Yaudah."

Laksa terlihat berdehem pelan, lalu ditanggapi dengan raut kebingungan dari Einstein. Cowok itu membalikkan badannya, lebih memilih duduk menghadap dinding kelasnya membuat Einstein semakin mengerutkan dahinya.

"Iya tapi lo ada perlu apa ke Xl.B?"

Maggiera mengerucutkan bibirnya, berpikir sejenak. "Hm ... tadi gue mau apa, ya, kesini?" pikirnya dengan jari telunjuk mengetuk-ngetuk kepalanya.

"Seriusan, lo lupa?"

"Ah, ya! Gue mau ajak lo ke perpus!" Maggiera tersenyum, menunjukkan tumpukkan buku di tangan kanannya. "Ada tugas sejarah, gue mau minta temenin sama lo ngerjain tugasnya di perpus."

"Tumben nggak sama temen lo itu?"

"Dia dipanggil Pak Radjojo tadi sama beberapa temen-temen yang lain. Biasa, ikut klub paduan suara."

Aland ber-oh pelan. Tubuhnya yang lebar sedikit menutup jarak pandang Maggiera pada seseorang di belakang tubuh Aland. Kepala Maggiera sesekali terlihat memiring, mencoba mengintip wajah Laksa, tetapi usahanya tak berhasil, yang ada Aland malah menyentil keningnya. Cowok itu sedikit kesal dengan sikap Maggiera.

"Ayo buru."

Aland segera menggamit tangan Maggiera. Mengajaknya keluar agar gadis itu tak sibuk mengintip Laksa lagi.

"Eh, eh. Tunggu-tunggu. Lo siapa, ya?" Pertanyaan Einstein itu terlihat lebih tepat di tujukan pada Maggiera.

Langkah Maggiera terhenti, diikuti Aland yang terpaksa ikutan menghentikan langkahnya. Kedua sejoli itu saling bertukar pandangan, lalu Maggiera menunjuk dirinya sendiri dengan raut bingung.

"Gue?"

"Iya, elo."

"Gue Ma—"

"Udah-udah, Ra, nggak usah di jawab itu si setan ngomong. Mending kita cabut aja," potong Aland sebelum Maggiera menyebut namanya.

"Dia kan cuman nanya nama."

"Nggak usah di jawab, dia itu ODGJ," beritahu Aland asal.

"Seriusan?"

"Sialan lo percaya Ama mulut tu cowok nggak tau malu!" Tiba-tiba Einstein sudah nimbrung dekat mereka. 

"Hus-hus, sana nggak usah deket-deket, najis!"

"Hidih, lo kali najis," nyinyir Einstein. Memang sejatinya, cowok itu adalah tipe cowok random dan cerewet. Sangat berbeda dengan sifat bestie-nya, Laksandra.

MAGGIERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang