1.} IUS

229 46 46
                                    

Assalamualaikum, hai guys selamat datang, ketemu lagi dengan sii di cerita keduaku ini yang berjudul
"IMAM UNTUK SISIL" semoga kalian suka ya dengan cerita keduaku ini, sebelum itu hendaklah membaca cerita yang berjudul DEFFA terlebih dahulu ya biar tahu alurnya dan gak bingung, karena cerita ini lanjutan dari cerita yang berjudul DEFFA, kalian bisa baca di Wattpad ini atau di buku novelnya ya.

Aku mau tanya nih kalian tahu cerita Ini dari siapa dan dimana? Komen ya.

Sebelum membaca hendaklah mengucapkan bismillah terlebih dahulu dan jangan lupa sholawatnya ya<3

بِــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ                 

  ۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

{ 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐒𝐡𝐨𝐥𝐥𝐢 '𝐀𝐥𝐚 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐖𝐚'𝐚𝐥𝐚 𝐀𝐥𝐢 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 }

"Apakah aku sejahat itu
dimata mu ayah?"
-Sisilia Aulia Latifah-


            «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

Di sebuah mansion besar terdapat Keluarga Cemara yang lagi kumpul untuk makan bersama.

"Pagi uma, Aba, Lili" sapa seorang laki-laki yang baru bergabung di meja makan.

"Pagi nak"

"Pagi boy"

"Pagi abang"

Sapa balik mereka bertiga bersama.

"Hari ini sudah mulai masuk sekolah Fi?" tanya sang umma kepada anaknya yang bernama Daffi.

"Sudah uma" jawabnya sambil memakan nasi gorengnya.

Sedangkan ummanya hanya menganggukan saja.

"Abang nanti beliin Lili coklat ya" ucap Delisha sering dipanggil Lili yang umurnya baru lima tahun.

"Iya nanti abang beliin, tapi hanya satu aja gak boleh lebih!" jawab Daffi lembut tapi penuh tekanan.

"Ciap abang" ucap Delisha mengacuhkan jari jempolnya.

"Pinter"
Daffi mengusap kepala adiknya lembut tak lupa tersenyum.

Sedangkan kedua orang tuanya ikutan tersenyum bahagia melihat kedua kakak beradik ini akur.

"Anak kita sudah besar ya ma, gak terasa padahal seperti kemarin aja kita melihat kedua anak kita masih bayi" ucap Daffa terkekeh kecil sambil melihat kedua anaknya.

"Iya ba, uma juga gak nyangka ternyata anak-anak kita sudah tumbuh dewasa" sambung Desi tersenyum lembut tapi dengan mata yang berkaca-kaca.

IMAM UNTUK SISIL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang