_Happy reading_
.
.
.“Gisell, apa tamu yang kamu buat janji pada jam 10 susah datang?” Tanya seorang pria yang duduk di kursi dengan pakaian kantor, pada wanita yang merupakan sekertaris nya.
“Dia sudah menunggu di ruang tunggu” jawab wanita yang bernama Gisell-sang sekertaris.
“Beri aku informasi nya, dan suruh dia masuk.”
“Oke,” Gisell menyerahkan dokumen pada sang pria lalu pergi keluar.
“Permisi,”
Agatha masuk dengan jantungnya yang berdetak kencang, saat ini dia merasa sangat gugup.
“Silahkan duduk,”
“Terima kasih”
Agatha pun duduk di kursi, dan berhadapan dengan pria yang saat itu bertabrakan dengan nya.
“kayanya ini pertama kalinya lagi gue ngomong lemah lembut begini.” Batin Agatha
“Agatha, aku baru saja melihat beberapa garis besar atau bisa dibilang alur yang begitu acak di novel kamu. Aku berbicara secara langsung saja, garis besar ini bukan yang aku inginkan. Proyek kami adalah film romantis, dan plot yang kamu miliki begitu acak, ini tidak bisa mendukung untuk film besar. Apa kamu mengerti maksudku?”
Agatha menelan ludahnya mendengar penuturan pria itu.
“Jadi, menurut anda garis besar ini harus dirubah?” Ujar Agatha
“Benar, aku harap kamu bisa menulis ulang.”
Agatha menganggukkan kepalanya, “oke oh ya soal kontrak nya?”
“Agatha, aku ingin membahas ini. Tapi sekarang saya memiliki jadwal untuk meeting. Maaf, bisakah kamu menunggu?”
“aku mengerti, kalau begitu anda lanjutkan saja pekerjaan anda. Aku akan menunggu anda, aku juga akan merevisi nya terlebih dahulu.”
“Tidak apa-apa, jangan terburu-buru. Kita bisa membicarakan nya secara detail.”
Agatha pun keluar dari ruangan, dan meninggalkan pria itu.
***
“Huh~”
Entah keberapa kalinya Alvino menghela nafasnya, dia menonton TV sambil terus melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.
“Kemana dia, mengapa belum pulang juga?” Gumam Alvino
***
“Pak Gerland, tentang adaptasi novel, secara umum aku memahami pemikiran anda. Aku akan mengikuti instruksi anda.” Ujar Agatha pada pria yang tadi, dia kembali masuk ke ruangan pria itu setelah menyelesaikan pekerjaannya.
“jangan panggil aku pak Gerland, sepertinya kamu dan aku seumuran. Panggil aku Revan saja, ayo berteman.” Ucap pria bernama Revan itu sambil tersenyum ke arah Agatha.
“Lagian nama Gerland kaya gak asing”
Agatha pun tersenyum, “ah tentu, lalu bagaimana soal kontrak nya?”
“Menurut Agatha bagaimana novelnya, apakah ada kesulitan bagi kamu sendiri?”
“ah bukan apa-apa, aku hanya memikirkan yang ada di rumah. Aku punya anak anjing yang biayanya sangat mahal untuk membesarkannya, dan aku berharap semoga kerjasama nya bisa sukses.” ujar Agatha dengan senyum manisnya.
“Aku mengerti, nanti aku bisa membayar deposit nya atas nama aku sendiri. Berikan saja nomor kartu kamu.”
“Tidak, bukan seperti itu, maksudku tidak begitu. Ini pertama kalinya aku menerima pekerjaan seperti ini, aku berharap bisa menghasilkan uang melalui usahaku sendiri, demi menghidupi hewan-hewan kecilku.”
“Faktanya aku juga baru saja mengambil alih semua urusan proyek ini, aku sedikit kewalahan, ini sangat sulit untuk memulai segalanya dari awal.”
“Aku dapat memahami bagaimana perasaanmu, tentang pekerjaan seperti ini,” ujar Agatha
“Proyek ini sangat penting bagi aku, Agatha, kamu harus membantuku untuk menulis cerita dengan sangat baik. Aku harap kita dapat memiliki kerja sama yang berkesan.”
“Jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Jika terjadi sesuatu, mari kita berkomunikasi lebih banyak lagi.” ucap Agatha dengan tersenyum.
“Agatha, berbicara tentang novel mu. Ceritanya secara keseluruhan itu sangat sejalan dengan pikiranku, tapi masalahnya terletak pada endingnya. Aku malah lebih suka endingnya cenderung ke menganggap kalau drama ini berakhir dengan tragedi.”
Agatha mengernyitkan dahinya, “kenapa harus tragedi?”
“Menurutku, kenapa orang yang cintanya di tolak harus mendoakan dia dan orang lain bahagia? Cinta itu egois, dan akan hancur jika kamu tidak bisa mendapatkannya.” Ucap Revan
“Tapi menurutku, kamu tidak perlu memaksa seseorang untuk mencintaimu.” jawab Agatha
“Ah baiklah, jangan berbicara tentang pekerjaan lagi, kita sudah lama membicarakannya.”
“Kita perlu berkomunikasi lebih banyak tentang pekerjaan di masa depan, ini adalah proyek pertama yang aku dapatkan.” Ujar Agatha
“ini juga pertama kalinya aku mengambil alih perusahaan ini. Agatha, kamu harus membantu aku menyelesaikan nya.”
“Tentu saja,”
“Terima kasih, Agatha.”
“Akulah yang harus berterima kasih atas kepercayaanmu padaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Ghost (END)
Teen Fiction⚠️ DILARANG PLAGIAT! Alvino Gerald adalah seorang pria yang berusia 24 tahun, dia baru saja mengalami kecelakaan mobil sehingga membuatnya mati. Namun, meskipun dia sudah mati. Dia diberikan kesempatan untuk menemui, dan mendapatkan cinta seorang ga...