permintaan

22 3 0
                                    

Kaki ku terus berlari menyusuri lorong rumah sakit yang masih ramai orang,meski pun ini sudah hampir malam..

Bahkan bau obat obatan mulai neyueruak memasuki indra penciuman ku..

Karna tak tau dikamar mana kak shinyu di rawat, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada resepsionis.
" Mau tanya..kamar kawat shinda yunanda dimana ya ???"
" Sebentar kami cek dulu"
Aku mengangguk sebagai jawaban,mata ku menelisik kesemua objek yang ada di sana,hingga resepsionis itu kembali berucap
" Anggrek no 6"
" Makasih " jawab ku yang dapat anggukan dari penjaga itu.

Sebenarnya aku tak tau letak persisnya dimana,tapi aku coba dulu aja susuri lorong ini,lagian aku punya mulut tinggal bertanya pada yang lewat.
Betul kan ???

Setelah beberapa kali tanya, akhirnya aku sampai pada tempat tujuan.
Tempat dimana kak shinyu berada.
Sebelum masuk aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan ku,masih jam setengah delapan malam,belum terlalu malam untuk menjenguk.
Saat tangan ku hendak meraih gagang pintu,aku kembali mengurungkan niat ku,apakah aku siap bertemu dengan kedua orang tuanya kak shinyu lagi ???
Semenjak kejadian itu,aku belum pernah bertemu dengan beliau,apakah mereka akan mengingat ku ???

Seketika nyali ku menciut,rasanya aku belum siap..
Akhirnya aku membalikan kembali badan ku yang sudah menghadap pintu kamar..
Mulai melangkah meninggalkan kamar itu, sebelum suara seseorang menginterupsi ku

" Zahfiana"

Kepalaku menoleh ke sumber suara,aku menemukan teman kak shinyu yang sedang berdiri di ambang pintu.
Kalau gak salah namanya Devan...

" Mau jenguk shinda ??? Sini" tangan nya melambai, mengisyaratkan aku untuk mendekati nya.
Tapi rasanya kaki ku membeku di tempat,aku tak berani mendekati Devan,
Yang ku lupakan hanyalah senyum kaku di tempat ku berdiri,hingga perlahan Devan menghampiri ku yang hanya diam seperti orang bodoh..
" Ayo.." dia mendorong punggung ku untuk masuk kedalam,berkali kali aku menahan badan ku,agar tidak masuk kesana.
" Tunggu dulu..aku harus beli sesuatu dulu" bohong ku pada Devan yang masih mendorong ku pelan.
" Nanti aja beli nya,ayo masuk...kasihan shinda yang ada teman nya"
" Tunggu dulu.." cegah ku yang tak di dengar oleh devan,karna dia tetep terus mendorong ku hingga kini aku berada di ambang pintu dengan aku yang masih memberontak..

" Tata"

Mendengar itu,aku langsung diam tak memberontak lagi,percuma kak shinyu sudah melihat ku.
Dengan sekali dorongan Devan berhasil membuat ku masuk kedalam,sedangkan dia melah melambaikan tangan nya untuk pergi dari ruangan ini.
" Dadah enjoy ya" kata kata itu lolos dari mulutnya,tak lupa dengan senyuman manis khas nya.
" Tunggu,mau kemana ??" Teriak ku pada nya yang sedang menutup pintu ruangan..
" Cari makan lapar" jawab nya hingga pintu itu benar benar tertutup.

Entah kenapa rasanya berdua dengan kak shinyu di ruangan ini canggung..
Apalagi setelah kejadian ciuman itu,pengen menghilang aja rasanya...

Kaki ku perlahan berjalan mendekati ranjang milik kak shinyu,karna gak mungkin aku berdiam di ambang pintu terus

" Sakit apa kak ??? Perasaan tadi baik baik aja" pertanyaan ku di selingi dengan kekehan,berupaya agar tidak tegang.
Kak shinyu mengulas senyum " biasa...kurang hati hati,jadi cium aspal deh " ujarnya sambil mengangkat lengan yang kini di balut perban.
" Maaf..gara gara nganterin aku,kakak jadi gini" sesal ku sambil tertunduk lesu.
" Hei" dia mengusap punggung tangan ku yang kini berada di samping ranjang nya,sejenak aku terdiam sambil memandang senyum nya " bukan salah kamu ta,ini hanya karna kecerobohan aku aja yang gak hati hati,lagian meski pun tak mengantar kamu pulang,kalau celaka mah yang celaka aja ta"
" Tapi gak ada yang serius kan ???" Tanyaku khawatir
" Gak ada sih,cuman ini aja,sama pegel pegel" tunjuknya pada beberapa bagian di tubuhnya.
Hening cukup lama setelah ucapan kak shinyu..
Sebenarnya aku tidak pandai mengobrol, selalu saja kehabisan pembahasan.

Little Friends | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang