"Jelasin apa lagi sih? Sudah jelas-jelas lo juga ngerespon kelakukan Zul. Apa lo gamikir? Lo udah punya pacar! Apa lo udah bosen sama Kak Ilham terus ngedeketin cowo lain? Dasar gapunya hati lo!" Khansa berteriak dengan keras. Seperti menahan emosi yang akan meledak. Eh, apa mungkin sudah meledak?
"Dengerin gue dulu! Gue juga gatau kenapa akhir-akhir ini si Zul sering ngedeketin gue. Gue berusaha menjauh kok dari dia. Tapi dia gapernah jera gitu. Plis ngertiin dan maafin gue. Kita gaboleh saling jauh-jauhan gini. Gue pengen kita kayak dulu lagi. Plis," Arinda mencoba menjelaskan yang semuanya.
Oke aku semakin panas mendengar ini. Kenapa mereka terlihat seperti di adegan FTV? Sangat 4L4Y dan penuh drama. Idih.
"Lo juga tau kan, gue orangnya pilih-pilih banget dan gue bukan orang yang baperan. Tapi sekalinya gue baper ke cowo, perasaan gue gabakal main-main. Tapi kenapa lo tega-teganya ngelakuin ini ke gue. Akhir-akhir ini lo sama dia serasa semakin deket tau ga. Aneh juga itu Kak Ilham kemanain? Lo sadar gak sih? Lo gatau betapa sakitnya gue ketika ngeliat lo ngobrol akrab gitu sama Zul? Oke gue emang gaberhak cemburu. Tapi lo kan sahabat gue yang tau tentang perasaan gue. Kenapa lo giniin gue,"
"Cukup! Udah berapa kali gue harus bilang. GUE GAPERNAH NGERESPON APA YANG DILAKUIN ZUL. DAN GUE MASIH PUNYA HARGA DIRI YAH! GUE JUGA SADAR KALO GUE UDAH PUNYA PACAR! Lo jangan nganggap gue wanita yang engga-engga dong!"
"Kemana sifat asli lo, Rin? Kemana sifat lo yang selalu polos dalam hal cinta-cintaan? Kemana sifat lo yang hanya ada kata belajar dalam otak lo? Kemana sifat lo yang gapernah marah? Kenapa lo berubah drastis seperti ini hah?"
"Gue gaberubah! Gue tetep Arinda yang lo kenal. Gue hanya ingin jelasin semua kalau apa yang ada dipikiran lo tentang gue sama Zul itu cuman salah paham. Gue gapunya perasaan apapun sama Zul. Dihati gue cuman Kak Ilham seorang. Dan gue juga tau kalau lo suka ke Zul. Mana mungkin gue tega nusuk lo dari belakang? Lebih-lebih gue udah punya pacar."
"Gue kok gapercaya sama ucapan lo ya?"
"Ishhh, cape gue! Lo nganggap gue sahabat ga?"
Oke, ini ga akan selesai-selesai. Sebaiknya aku harus menyudahi aksi detektifku dan melerai mereka. Atau jika terlambat mungkin akan terjadi perang dunia ketiga di lapang parkir. IDIH!
"UDAH-UDAHHH!! KENAPA KALIAN JADI BERTENGKAR KAYAK GINI?!" Aku sontak berteriak dengan keras. Mereka langsung diam dan melotot kaget.
"AGUNG?!!!" teriak mereka bebarengan.
"IYA INI GUE AGUNG. KENAPA EMANGNYA? GUE GANTENG? EMANG!"
Mereka semakin melotot dan bergidik. Kamera mana kamera. Ekspresi mereka super ngakak. Harus diabadikan dan dijadikan cover majalah nih! Asliaaann!!
"Kenapa lo ada disini?" tanya Arinda.
"Ya gimana gue dong. Hidup-hidup gue!" jawabku asal.
"SERIUSS!!!" teriak mereka bebarengan.
Woy ibu-ibu paling ga kalem sedunia! Biasa aja kali ngomongnya ga perlu teriak-teriak gitu. Lama-lama tu mulut dimasukin kecoa baru tau rasa.
"Yakali woy kompak amat. Gue ada jadwal futsal. Kenapa emangnya?"
"Jangan bilang lo dari tadi ada disini, terus ngedengerin omongan kita?" Khansa menatapku dengan penuh intimidasi. Arinda pun begitu. Euh ini anak berdua matanya dicongkel baru tau rasa.
"EUH! Walaupun gue ada di China sekarang juga omongan kalian berdua bakal kedenger. Gasadar ya kalian teriak-teriak hah? Lagi konser? Atau lagi jualan sate? Kalau debat ya debat aja. Tapi inget tempat dan kontrol pita suara dong." Sungutku panjang lebar. Mereka tampak semakin kesal. Apalagi Khansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Teen Fiction-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...
PART 20
Mulai dari awal