Bab 3

45.9K 2.7K 27
                                    


_Happy Reading_



Semenjak pertengkaran yang terjadi antara Xavier dan Aileen, mansion besar itu sekarang terasa semakin dingin.

Aileen jarang terlihat keluar dari kamarnya, sementara Xavier sama sekali tidak pulang ke mansion setelah kejadian itu.

Sepasang suami-istri itu sekarang sedang perang dingin.

Gosip mulai beredar di antara sesama pekerja di mansion itu. Di antara mereka bahkan ada yang menjadikan kejadian pertengkaran antara Xavier dan Aileen sebagai ajang taruhan. Mereka akan berakhir bercerai atau tidak.

Hanya ada satu maid kepercayaan Aileen yang tidak pernah menggosipkan pertengkaran itu apalagi ikut melakukan pertaruhan.

Anna

Maid muda itu benar-benar mendedikasikan setiap usaha dan kerja kerasnya untuk melayani Aileen sebaik mungkin semenjak wanita itu mengangkatnya menjadi maid pribadinya.

Anna dengan setia berada di sisi Aileen selama ini. Siap mendengarkan setiap curhatan dan keluh kesah sang Nyonya. Lagi pula bekerja sebagai maid pribadi Aileen tidak terlalu buruk. Nyatanya wanita itu tidak seburuk yang digosipkan oleh para pekerja di sana.

Sekarang Aileen tampak bergulung di dalam selimut tebalnya, berguling ke sana ke mari hingga membuat seprainya kusut.

Perasaan Aileen belum juga membaik, bahkan setelah ia menghancurkan kamarnya dengan ganas waktu itu.

Aileen bahkan menghancurkan guci antik koleksi milik Xavier yang harganya tidak main-main. Aileen tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula Xavier tidak akan jatuh miskin hanya karena kehilangan satu guci berharga seratus juta, bukan?

"Anna!" Aileen berteriak kencang.

Anna yang memang sedang berada di kamar Aileen itu dengan sigap mendekati ranjang Nyonyanya.

"Ya, Nyonya?" tanya Anna sopan.

Aileen duduk dengan selimut yang masih membungkus seluruh tubuhnya. "Apa dia tidak pulang lagi?" tanya Aileen hati-hati.

Anna bisa menangkap nada kesedihan dalam suara Nyonyanya. "Tidak, Nyonya. Tuan sama sekali tidak pulang semenjak tiga hari yang lalu."

Aileen membeku selama beberapa saat sebelum mengeluarkan kekehan miris. "Bukankah dia egois, Anna? Dia hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri tanpa peduli padaku yang sedang berusaha mengobati lukaku. Dia sekarang pasti sudah melupakanku dan bersenang-senang dengan wanita sialan itu, bukan? Aku memang bodoh," rutuknya di akhir kalimat.

Seperti biasanya, Anna akan dengan senang hati mendengarkan setiap keluhan Aileen tanpa menyela.

"Benar kata Xavier... Aku bodoh! Aku bodoh!" Aileen memukul-mukul kepalanya frustasi.

Anna dengan cepat menghampiri wanita itu dan menghentikan aksinya yang bisa saja melukai dirinya sendiri.

"Sudah, Nyonya." Anna menahan tangan Aileen.

Aileen menatap Anna sendu. "Kenapa hidupku sangat menyedihkan, Anna? Suamiku bahkan tidak menginginkanku. Kenapa dia tidak---"

Tok, tok, tok

Aileen dan Anna spontan mengalihkan pandangan pada pintu.

Anna melepaskan tangan Aileen dan turun dari ranjang menuju pintu. Sedangkan Aileen masih diam dengan wajah menyedihkannya.

Lalu saat Anna terlihat menyingkir dan memberikan ruang untuk seseorang memasuki kamarnya. Saat itu pula tubuh Aileen langsung membeku.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

XAVIER'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang