Typo*
Vote, Komen follow*
*Haechan menatap tajam pada orang yang berbicara santai padanya.
Wajah itu tentu Haechan kenal. Wajah yang sebelumnya ia awetkan dan keringkan, lalu membuatnya menjadi topeng manusia sungguhan.
Selera Jaemin ternyata yang masih baru. Tentu saja!
"Sebaiknya kau cepat, atau aku akan benar-benar mati." Kesal Haechan menatap Jaemin.
Jaemin terlihat begitu pendiam saat ini. Sudah pasti kalian bisa menebaknya bukan?
"Tunggu sebentar, akan kusiapkan." Jaemin mendekati Haechan, lalu merogoh tas yang ia bawa.
Mengeluarkan beberapa jarum dan obat bius, Jaemin mulai mendekati Haechan. Tangan nya sedikit ragu untuk ini. Tapi, jika tidak di lakukan dengan segera, bisa saja Haechan dalam masalah besar.
"Apa ini tidak papa?." Gumam Jaemin menatap manik Haechan yang terlihat ngeri menatap jarum di tangannya.
"Kau benar. Apa ini tidak papa? Secara, kau membawa jarum itu seperti malaikat maut." Pungkas Haechan masih menatap jarum yang di pegang oleh Jaemin.
"Apa kita akan melakukannya disini? Aku takut tidak bisa melakukan yang terbaik." Tukas Jaemin.
Haechan terdiam sebentar, lalu setelahnya menghela nafas panjang.
"Kalau begitu, berikan obat pereda sakit. Ku rasa, aku bisa menahan nya untuk sementara waktu." Balas Haechan menatap tas yang di bawa oleh Jaemin.
"Tapi itu terlihat beresiko. Jika kita membiarkan nya seperti ini, itu akan benar-benar membahayakan mu."
"Lalu, aku harus bagaimana? Berdiam diri sambil menahan sakit ini? Terlebih, ketika melihatmu membawa kail pancing itu?." Delik Haechan menatap jarum Jaemin.
"Ini alat untuk menjahit luka, bukan kail pancing. Kau sendiri selalu menggunakan nya untuk menjahit luka ku." Jaemin berkata pelan.
Tunggu dulu, hei! Apa kalian sudah melupakan kondisi saat ini?
Jaemin, Haechan membutuhkan pertolongan pertama. Danㅡ hei Haechan! Kau butuh pengobatan!.
Tidakkah kalian mengerti kondisi kalian saat ini? Kenapa kalian masih memiliki waktu untuk berdebat?!
Lihat! Nafas Haechan bahkan sudah seperti orang yang benar-benar sekarat sekarang!
"Kau lama. Berikan tas itu." Pinta Haechan dengan kesal.
Jaemin pun menuruti.
Haechan merogoh kantong khusus obat-obatan, lalu mengambil beberapa tablet obat di dalamnya.
Sekitar 3 Samapi 5 pil Haechan telan tanpa bantuan air minum. Tidak papa, ini masih permulaan sebelum perang selanjutnya.
Jaemin nampak bangun dari duduknya. Ia berjalan mengitari tubuh-tubuh tak berdaya itu. Sesekali menendang mereka dengan kasar, untuk melihat reaksi mereka (sedikit melampiaskan kan kemarahan).
"1 mati 3 hidup. Wajah mereka bisa di awet kan." Dingin Jaemin sambil berjongkok melihat satu mayat yang terkapar.
"Kau bisa membawa mereka bukan? Kurasa organ mereka cukup berguna untuk di jadikan uang." Tukas Haechan mulai bangkit dari acara duduknya. Ia rasa obatnya sudah mulai bekerja.
Haechan mengambil kain kasa dan alkohol. Membersihkan luka tikam nya sejenak, lalu mem perbannya untuk sementara waktu.
"Sudah baikan?." Tanya Jaemin. Raut yang semulanya terlihat khawatir itu, kini nampak biasa-biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Take It : Hae/Cal (Slow Up)
ActionKalok luu suka, vote nya jangan sampe ketinggalan. Neken bintang gak bakal mutusin urat nadi luu! ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ Haechan tak secerah ketika berada dalam konten-konten NCT. Laki-laki yang pada akhirnya memilih pergi, lalu di gantikan dengan...