BAB 1

146 46 97
                                    

Thank yang udah mampir🤗

.
.
.

_Happy reading_


“Agatha, Lo kenapa sih setiap kita ajak Keluar Lo selalu bilang lain kali Mulu..?!”

“Haih, Lo ini gimana sih. Gue kan udah bilang, gue besok benar-benar gak ada waktu sama sekali bahkan buat santai pun gak ada.” Ucap Agatha, berbicara di telepon dengan temannya.

Dia berkata tidak ada waktu? Tapi nyatanya, dia malah sedang bersantai memakan pisang, dan duduk di sofa dengan kedua kakinya yang dinaikkan ke atas meja.

“Ko gue tiba-tiba ngerasa takut setengah mati ya, di tambah lagi gue di apartemen sendirian. Alvino belum pul-”

Agatha menengok, dan langsung membulatkan kedua matanya saat melihat Alvino yang sudah berdiri di depan pintu dengan wajah datar nya.

Agatha pun langsung menurunkan kedua kakinya, dan membereskan kekacauan yang dia buat di atas meja.

“Halo, hei Agatha! Lo dengerin gue gak sih?”

“Diamlah! Ada yang haru gue urus, bay-bay.”

Agatha pun mematikan teleponnya, dan melirik Alvino yang masih berdiri menatapnya dengan wajah datar.

“Jangan marah, gue lagi beresin nih.”

“Oh ya, bukannya Lo bilang Lo bakalan balik dalam 3 hari, kenapa Lo sekarang pulang cepat banget?”

Bukannya menjawab pertanyaan Agatha, Alvino justru malah memalingkan wajahnya, dan masuk kedalam kamarnya meninggalkan Agatha yang mengernyitkan aslinya.

“Cowok aneh” gumam Agatha

Setelah di dalam kamar, Alvino segera merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menutup matanya. Namun, matanya kembali terbuka saat mendengar Agatha yang mengetuk pintu kamarnya.

“Alvino, Lo baik-baik aja?”

“Saya baik-baik saja, saya akan tidur.” Jawab Alvino tanpa membuka pintu.

Agatha yang mendengar jawaban Alvino semakin mengernyitkan dahinya, lalu menyandarkan kepalanya di pintu kamar Alvino yang tertutup.

“Ini aneh, biasanya Alvino yang merupakan pasien dengan mysophobia tingkat tinggi, bakalan marah banget kalau dia ngeliat gue yang berantakan kaya tadi.”

Agatha menggaruk kepalanya, “kenapa dia jadi tenang banget hari ini?”

Agatha pun mengangkat bahunya, “bodo ah, ada bagusnya juga dia tenang begini. Telinga gue juga jadi aman dari omelannya yang ngalahin emak-emak.”

Lalu Agatha pun pergi dari depan kamar Alvino.

***

Keesokan harinya, Alvino bangun lebih awal dan masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Ingatan saya sepertinya telah hilang, saya tidak bisa mengingat apapun dan siapapun selain Agatha sendiri. Saya tidak tahu, saya ini manusia atau hantu? Dari mana saya berasal? Naskah buku ini seperti bel di tengah malam yang mengantarkan saya ke neraka.” Batin Alvino yang membersihkan dirinya di bawah shower.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Alvino keluar kamar lalu menuju dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Agatha.

Agatha keluar kamar dengan gelas di tangannya, lalu menuju dapur menghampiri Alvino yang sedang memasak telur mata sapi.

My Boyfriend Is A Ghost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang