"You are much more special to me than words could ever fathom."
"Benar ucapanmu. Pada dasarnya iblis memang tidak memiliki perasaan. Jadi, tidak mungkin Kaisar Arthemis menikahi Lady Berdin karena mencintainya." Ucap wanita dengan gaun kuning.
Agnesia mengepalkan tangannya emosi setelah mendengar kalimat itu "Apa kamu ingin kakak memberikan hukuman untuk mereka semua." Tanya Nechtan dengan nada datarnya.
Alexander sudah bangkit dari posisi duduknya. Mereka sudah tidak memperdulikan lagi makanan yang mereka pesan. Agnesia menggengam tangan Alexander, ia menarik pria itu untuk kembali duduk.
"Kalian tunggu di sini saja. Biar aku yang menghadapi mereka." Ucap Agnesia dengan tegas, ia sedang tidak ingin dibantah.
Kedua pria itu memilih untuk menuruti keinginan Agnesia, mereka akan mengawasi Agnesia dari meja tempat mereka duduk.
Agnesia menghampiri meja itu dengan langkah yang anggun. Ia duduk di sisi yang kosong, di sebelah wanita yang disebut Rosie.
"Anda siapa lady? Mengapa duduk di sini." Tanya seorang wanita dengan gaun kuning yang sangat menyilaukan mata.
Wanita itu menatap Agnesia dengan sinis. Ia menatap Agnesia dengan pandangan menilai, dan wanita itu berdecih di depannya.
Agnesia tidak menghiraukan pertanyaan itu. Ia menatap mata mereka satu-persatu "Apa kalian mengenal Lady Berdin?." Tanya Agnesia dengan tenang.
"Tidak. Kami tidak mengenalnya, kami hanya tau jika Lady Berdin adalah keponakan dari Yang Mulia Kaisar." Ucap Lady bernama Rosie.
Agnesia menyilangkan kakinya dengan angkuh membuat mereka menatapnya dengan pandangan kesal.
"Apa kalian pernah melihatnya?."
Wanita dengan gaun kuning menggeleng "Tidak, kami hanya sekedar tahu namanya saja. Kami tidak pernah melihat wajahnya."
"Lady. Anda terlalu banyak bertanya, lagipula ini bukan urusan anda." Ucap Pria kurus yang duduk di depan lady bergaun kuning.
Agnesia membuka tudung jubahnya, ia tersenyum menyeringai ke arah mereka semua. Ia paham mereka pasti tidak mengenalnya karena surai putih adalah hal yang biasa di Kekaisaran silon. Tapi keluarga kekaisaran memiliki surai putih bercampur silver seperti surai miliknya dan mereka tidak menyadari hal itu.
"Lady. Anda sangat cantik, bagaimana jika anda jadi kekasih saya?." Tanya seorang pria bertubuh gemuk.
"Jangan lady. Lebih baik anda dengan saya, saya adalah putra seorang bangsawan. Ayah saya Count di Kekaisaran ini." Ucap Pria dengan tubuh kurus, pria itu berucap dengan bangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Amethyst [END]
Historical FictionBRAKKK!!! Agnessa Ayudia Wicaksono, seorang anak konglomerat di Indonesia. Agnes berusaha membuka matanya saat tubuhnya terpental jauh dan kepalanya terbentur pembatas jalan dengan sangat kencang, ia penasaran benda apa yang sudah menabraknya. "Hah...