Part 3

14.8K 1.1K 13
                                    

Happy Reading







"Udah bang, nggak usah di ladenin. Mungkin Liel capek kali makannya gitu." Risa berucap.

Sedangkan Rehan hanya menatap Risa malas, ia bosan dengan gadis yang sok polos di depannya itu.

"Dia udah keterlaluan banget Ris, kamu masih baik sama dia?" tanya Liam

"Karna Liel nggak seburuk itu," balas Risa

Mereka menatap kagum ke arah Risa terkecuali Alvaro dan Rehan yang hanya terlihat acuh.

*****

Pukul 23:43 Liel merasakan perutnya lapar. Hal yang paling ia benci ketika sudah larut malam begini perutnya minta di isi. Dari pada mati kelaparan akhirnya Liel memilih untuk turun ke bawah.

Pintu kulkas di buka, terlihat satu buah mie instan di sana. Liel mengambil dan mulai memasaknya.

Degg

Gerakannya terhenti kala sebuah tangan menahan pisau yang hendak di ambilnya.

"Ngapain?" suara berat itu seperti baru di dengar oleh Liel.

"Lo siapa?" tanya Liel

Pria itu mengerutkan dahinya heran. "Kamu nggak ingat abang?" tanya pria itu

"Abang?" Oh Liel baru ingat, apa ini adalah Abang tertuanya?

"Abang G apa Galak?"

"Galaksi, kamu nggak ingat Abang?" tanya Galaksi

"Ohohoo enggak, cuma susah aja nyebutnya." ujar Liel gelagapan

"Masak?" tanya Galaksi

"Laper, jadi masak. Lo ngapain di sini?"

"Lo? Sejak kapan jadi gak sopan gini sama Abang, hmm?" tanya Galaksi heran.

Liel gelagapan, ia tak tau jika Kaviliel Rafalen ini bersikap sebagaimana Adik dan Abang dengan Galaksi di banding dengan Abang kedua dan ketiganya.

"Hehe, efek lapar Bang."

Galaksi menatap lekat mata Liel. Seperti ada yang beda dengan adik bungsunya ini.

******

Di SMA Zenith High School Liel mulai memasuki kelas. Di sana sudah banyak siswa, ada Zein juga yang menyambutnya seperti biasa dengan teriakan histeris.

"Samsudin, hari ini bakalan bebas yuhu gak bakal ada guru masuk." seru Zein heboh

Semua menatap ke arah Zein, heran tapi berita inilah yang di tunggu tunggu para murid.

"Kata siapa?" tanya Liel

"Bokap gue kepala sekolah kalo lo lupa! Semua guru bakal ada rapat gaess." Liel hanya tersenyum tipis, akhirnya bebas juga.

Liel memilih untuk tidur dari pada meladeni sahabatnya ini. Ya semalam ia kurang tidur karena banyak yang menjalar di pikirannya semenjak ia bertransmigrasi ke tubuh Liel ini.

Hingga waktu istirahat tiba, Zein menggeliat mendengar suara bel istirahat. Oh ya lupa, Zein juga ikutan molor saat melihat sahabatnya itu molor.

Namun baru saja membuka mata, tiba tiba....

Gubrakk.....

Bruukkk....

Zein tersentak kaget saat melihat sahabatnya kini jatuh dan di seret paksa oleh seseorang.

"Lo aapa-apaan bangsat?!" tanya Zein kasar.

"Gue pikir lo beneran berubah dan gak bakal ngelukain Risa lagi! Tapi ternyata gue salah besar!" suara kasar Zevan menggema di kelas itu.

Liel menatap datar Zevan, kemudian tatapannya beralih ke arah Risa yang saat ini kondisinya sudah berantakan.

"Queen lo pada kenapa? Habis numpluk di selokan mana?!" tanya Liel sambil menahan tawa.

"Ini perbuatan lo kan?! Ngaku lo!" bentak Liam penuh amarah.

Liel mengerutkan dahinya bingung, drama apalagi ini? Padahal dari tadi ia asyik molor di kelas.

"Jangan asal nuduh anjinggg! Lo nggak liat sahabat gue tidur? Datang datang main nyeret dia gitu aja! Lo pikir lo siapa hah?!" sentak Zein tak Terima.

"Lo nggak usah ikut campur! Sahabat lo udah bikin Risa gini!" bentak Akil

"Nggak usah nuduh kalo gak punya bukti!" ujar Liel dingin.

Tatapannya datar ke arah empat cowok di depannya ini. Sungguh ia tak ingin menjadi bagian dari drama sialan seperti ini.

Plakkk

Liel merasakan pipinya memanas kala tamparan dari Zevan berhasil mendaarat di pipinya.

Plaakkk

Suara tamparan keras itu, lebih keras dari pada tamparan yang di berikan Zevan pada Liel. Kali ini Liel yang berbalik menampar pria itu.

"LO PIKIR LO SIAPA BRANI NAMPAR GUE HAH?!" bentak Liel

Semua orang menatap tak percaya akan yang di lakukan Liel tadi. Seorang Kaviliel Rafalen yang di kenal cowok manja yang tergila-gila pada Zevan kini menamparnya?

Sementara Zevan terdiam mematung, ia begitu terkejut melihat perlakuan Liel yang berubah total.

"Dan Lo?! Sejak kapan gue bully lo? Nyelakain lo?! Hah?! Yang ada gue jijik nyentuh badan lo itu! Gue di sini dari tadi tidur anjinggg, trus lo datang datang main nyeret gue? Lo pikir lo siapa?" ungkap Liel penuh emosi.

"Iya loh, padahal dari masuk Sampe bel istirahat Liel tidur" ucap salah satu siswi

"Apa Risa bohong?"

Zevan dan yang lainnya saling bertukar pandang.

"Lo udah main nuduh sahabat gue, Siap-siap aja gue bakal laporin lo semua ke bokap gue!" ucap Zein penuh penekanan.

Risa terdiam mematung, wajahnya berubah pucat seketika. Bukan seperti ini yang di inginkan olehnya.

"Ternyata tingkat kepedean lo tinggi banget ya, lo pikir selama ini gue ngejar lo karna suka? Tergila-gila sama ketampanan lo? Cihh najiss, gue bahkan gak pernah ada rasa sedikitpun sama lo!" tekan Liel

"Dan lo Liam Archelius! Kita nggak kenal, Abang gue cuma Galaksi, jadi jangan sokab sama gue apalagi sampe ngurusin gue!" ungkap Liel

Semua di buat bungkam oleh Liel. Terlebih lagi Zevan dan Liam yang diam mematung mendengar ucapan Liel tadi.



Tbc.....

Typo tandain.......

𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞ƖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang