8. Praktek

13K 790 359
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

🎀

Khairil sudah mulai kembali mengajar hari ini. Sejak subuh pamit sholat berjamaah, pulang untuk sarapan dan kembali ke pesantren setelahnya.

Rumah mereka masih di dalam komplek pesantren, beberapa ratus meter dari ndalem tempat Kiai dan Nyai. Khairil memang sengaja membangun rumah di tanah kosong di sana agar selalu dekat dengan pesantren.

Saat jam istirahat mengajar, Khairil pulang. Sudah tidak ada jam ajar lagi sebenarnya, dia akan mengecek Khadijah dan mengajaknya untuk ke toko.

"Assalamu'alaikum." Khairil masuk dan tidak menemukan Khadijah di depan.

Khairil terus berjalan ke belakang dan menemukan Khadijah yang sedang mencuci. Hampir seluruh abaya dan hijabnya bahas. Khadijah tersenyum saat melihat Khairil dan menghampirinya.

"Gus mau minum?" tawar Khadijah dengan napas sedikit terengah.

"Khadijah kenapa mencuci pakai tangan?" tanya Khairil heran. Padahal mereka juga memiliki mesin cuci.

"Ija nggak bisa pakai mesin cuci, Gus. Tombolnya terlalu banyak. Ija pernah cuci baju pakai mesin punya Bunda, tapi langsung dukdukduk, setelah itu Ija nggak pernah disuruh cuci baju lagi," jawabnya sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Ya Allah, kenapa nggak bilang? Sini duduk dulu." Khairil menarik Khadijah untuk duduk dan memberinya minum.

"Ija belum selesai, Gus." Khadijah hendak bangkit lagi.

"Biar saya yang selesaikan di mesin cuci, Khadijah duduk aja." Khairil hendak berjalan ke kamar mandi tapi Khadijah menahannya.

"Jangann!!! Ija bisa kok. Ija juga bisa masak. Mulai nanti siang Ija yang masak ya. Gus Iril diam aja."

Khairil diam saja membiarkan Khadijah kembali ke kamar mandi dan lanjut mencuci. Selama beberapa hari ini memang Khairil yang memasak dan beres-beres. Khadijah sempat ingin membantu tapi katanya tidak perlu.

KhairilijaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang