26

89 12 3
                                    

Buat yang bingung nama nama karakter disini.

Askara = Taufan
Gerald = gempa
Mahendra = ice
Azka = halilintar
Candra = solar
Arthur/arthu = thorn
Devan = blaze
;
;

;

"Ternyata bener ya firasat mu blaze" Ucap halilintar, "kurasa"

Lalu solar kembali mencari cari beberapa barang, "banyak juga ya yang kak taufan ama kak thorn kumpulin"ucap solar.

"Aku bahkan tak menyadari nya bahwa Gerald sudah menjadi pembunuh bayaran sedari kecil" Ucap halilintar, solar mendengus.

"Karna kau tak peka, bodoh!" Ketus solar, untung saja halilintar selalu bersabar.

"Kita harus buat rencana"lirih blaze, solar dan halilintar setuju.

"Bagaimana rencananya?" Tanya solar kepada blaze, blaze hanya mengedip dan menggeleng.

Solar menatap datar kearah blaze,sedangkan halilintar masih diam sambil membaca tulisan terakhir milik thorn.

16 September 2024

Gerald telah mengetahui rahasia yang ku buat bersama kakak(askara), dan sekarang aku adalah target selanjutnya.

Dan juga askara masih hidup.dia tak meninggal, namun aku tak tau dimana sekarang dia berada.

"Jadi.., kita akan mencari keberadaan taufan atau gempa?" Tanya halilintar, sontak solar dan blaze yang sedang beradu mulut menoleh kearah halilintar.

"Eee..." Solar mengeluarkan handphone nya dari saku celananya, "coba kita telefon no kak askara, siapa tau dia ga ganti no kan?" Celetuk solar.

"Logika nya dimana coba..." Keluh halilintar.

"Berontak senku,otomatis kalo kak upan di culik/ga jadi dibunuh pasti semua identitas milik kak askara di hapus Dan di ganti" Ucap blaze panjang lebar, solar terdiam.

"Hm hm, masuk logika" Gumam solar.

Disisi askara.


Taufan sedang membaca sebuah buku, yang berjudul "burung biru yang malang",diceritakan dibuku tersebut, bahwa si burung biru terjebak di sebuah sangkar.

Dan akhirnya dirinya bisa bebas akibat bantuan dari manusia yang menyelamatkannya.

"ya sepertinya aku juga harus kabur dari sini..." Taufan memandangi jendela.

"Tapi bagaimana caranya aku kabur?, apakah aku perlu membawa gerald untuk lari bersama ku?" Tanya nya pada dirinya sendiri.

Taufan duduk diranjang nya, sudah ada
Satu setengah tahun dirinya dipenjara disini.

Mirip seperti burung biru yang malang bukan?, buku tersebut ia lempar kebawah lantai.

Entah apa yang beliung inginkan dari dirinya, tapi tenang saja.

Semua fasilitas dijamin lengkap dan 100% aman.

Tapi tetap saja, Taufan tak nyaman jika harus hidup seperti ini, dalam waktu cepat atau lambat dirinya pasti akan dibunuh juga kan?

Taufan mengusak rambutnya sendiri, ia sudah cukup depresi dengan semua ini.

Tok...
Tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar dirinya, Taufan mengalihkan pandangannya kearah pintu yang tertutup rapat.

"Jangan masuk jika hanya ingin menggangu waktu ku." Ketus taufan, Taufan mengambil kembali buku novel yang tergeletak dilantai.

| |•TERHEBAT•| |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang