안녕하세요👋👋
Ini karya pertama saya yang real dari hasil pemikiran saya sendiri. No plagiat, no tiru-tiru, jadi mohon jangan di hujat.
Banyak adegan kekerasan, harap bijak membaca! BELUM DIREVISI!
PROLOG
Mau ataupun tidak mau, kita harus bisa menerimanya. Saat taburan bunga-bunga kamboja menghiasi gundukan makam orang yang kita sayang, kita harus bisa menerima, bahwa kita sendirian sekarang.
-Maggiera, si gadis perindu-
..."Gadis sialan!"
"Pembunuh!"
"Psikopat!"
Pria dengan jas hitam menyelimuti tubuhnya tertawa samar. Menertawai gadis di depannya yang tengah tersungkur lemah. Mata setajam elang milik pria itu ia layangkan pada gadis di depannya, menampakkan kilat amarah.
Tanpa aba-aba, ikat pinggang ditangannya ia hantamkan dengan keras pada punggung sang gadis.
Gadis itu meringkuk, suaranya tercekat, napasnya bergerak dengan ritme tak beraturan. Kondisinya tak bisa dikatakan baik-baik saja. Sekujur lengan putih itu menampakkan warna kebiruan akibat cambukan ikat pinggang pria tak berhati tadi yang faktanya adalah papanya sendiri. Sepertinya, ia harus libur sekolah lagi beberapa hari kedepan, sampai luka fisiknya dapat sedikit tertutupi, meski masih menyisakan luka pada hati dan mentalnya.
"Mati kamu!"
Pria itu menendang putrinya, lalu pergi tanpa rasa bersalah.
Gila!
***
"Izinkan aku mencintaimu dan merasakan dicintai oleh mu dengan tulus sekali saja. Aku tidak tau, kenapa hatiku harus jatuh padamu? Setahuku, ada banyak lelaki di dunia ini. Tapi, kenapa harus kamu? Aku bingung, kau terlihat begitu spesial dimataku. Tolong, siapapun, buat aku supaya melupakan semuanya, buat aku lupa bahwa diriku pernah mengenalnya. Aku benci. Aku benci perasaan ini. Saat hatiku mencintai seseorang yang bahkan tak pernah bisa kumiliki."
"Siapa yang kau maksud?"
"Siapa lagi? Dia, sang penakluk hati seorang gadis perindu."
"Jangan sedih."
"Katakan itu lagi, maka aku akan meraung sekeras mungkin."
"Maaf."
***
Maggiera (fyi baca namanya Megira, ya), gadis yang saat ini tengah fokus menatap layar laptop di kamarnya seketika dibuat kesal oleh suara dering telepon di ponselnya. Dia menolak panggilan tersebut berkali-kali, tapi berkali-kali juga dering telepon itu berbunyi nyaring. Maggiera mengembuskan nafas kasar, dengan kesal menerima panggilan telepon itu.
"Haii, Ra!"
Maggiera sontak menutup telinganya karena terkejut dengan suara cempreng seseorang di ponselnya. Hei, 'dia' bukan peserta yang gagal lolos audisi nyanyi, 'kan? Alangkah jelek suara teriakkan itu.
"Kenapa, sih? Masih pagi lho, nggak usah berisik!"
"Hehe, lo sibuk nggak hari ini, Ra?" tanya Kelly di ujung telepon dengan tawa khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGGIERA [END]
RomanceTentang seorang gadis perindu yang mengharapkan sebuah kebahagiaan tanpa air mata, namun saat ia hampir mendapatkannya, sesuatu yang besar terjadi dalam hidupnya.