Om Tony adalah pria tersukses yang pernah menawarkan kehidupan mewah kepada Bella dibandingkan pria-pria lainnya. Beberapa bulan lalu, Bella pernah mendapat tawaran serupa dari seorang pria yang menjanjikan fasilitas lengkap, seperti apartemen, mobil, dan perhiasan. Meskipun sempat mempertimbangkan tawaran itu, Bella memutuskan untuk menundanya dan tidak memberikan jawaban segera.
Namun, ketika pria tersebut kembali untuk mendapatkan jawaban, Bella justru mendengar kabar bahwa bisnis pria itu bangkrut, dan sejak itu dia tidak pernah muncul lagi. Bella merasa beruntung dengan keputusannya, dan teman-temannya juga sepakat bahwa jika saja Bella menerima tawaran tersebut terlalu cepat, dia mungkin akan kembali terjebak sebagai wanita penghibur sebelum bisa menikmati janji-janji kemewahan yang sempat ditawarkan.
Pengalaman ini membuat Bella lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Meskipun tawaran Om Tony sangat menggiurkan, Bella memilih untuk tidak terburu-buru. Dia menyadari bahwa keputusan seperti ini perlu dipikirkan secara matang, terutama jika menyangkut uang dalam jumlah besar. Bella tahu bahwa tidak mungkin seseorang memberikan uang dalam jumlah besar tanpa ada jaminan apa pun, sehingga dia sangat selektif dan cermat dalam menilai tawaran yang datang, memastikan bahwa pilihannya benar-benar akan membawa keuntungan tanpa risiko yang berlebihan.
Saat ini, Bella belum memberikan jawaban pasti kepada Om Tony. Mereka kembali berbincang dan bercanda tentang hal-hal ringan, dengan Bella yang sesekali menggunakan nada manja dan menggoda dengan gaya yang menghangatkan suasana. Percakapan yang menyenangkan itu membuat Bella sejenak melupakan beratnya keputusan yang harus diambil.
Bella pun mulai membayangkan hidupnya jika menerima tawaran Om Tony. Setidaknya, dia tidak perlu lagi khawatir soal cicilan hutang yang menumpuk dengan bunga tinggi dari rentenir yang terus mendesaknya setiap bulan. Sebagai sugar baby Om Tony, Bella tidak perlu bekerja sampai subuh di klub untuk mengejar target penghasilan, dan dia bisa lebih fokus pada sekolahnya, bahkan berpeluang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa harus khawatir dengan biaya.
Bella sudah lelah menjalani hidup yang serba tidak pasti, dengan jam kerja yang tidak menentu, dan tidak ada jaminan kapan semua ini akan berakhir. Kehidupannya sekarang terasa seperti labirin tanpa ujung, penuh dengan kerumitan dan masalah yang menjeratnya dari berbagai sisi.
Bella paham bahwa menjadi sugar baby bukanlah keputusan mudah dan ada risiko yang harus dihadapi. Namun, tawaran Om Tony seolah menjadi jalan keluar dari kehidupan yang selama ini serba sulit dan menghimpitnya. Kehidupan mewah yang dijanjikan Om Tony, dengan fasilitas lengkap dan kestabilan finansial, sungguh menggoda. Bella sadar bahwa keputusan ini akan sangat berpengaruh pada masa depannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Harapan akan hidup yang lebih baik, tanpa beban hutang dan tekanan kerja, semakin membuatnya mempertimbangkan tawaran tersebut dengan serius.
Dalam perjalanan pulang di tengah malam, Bella duduk di samping Leon yang mengemudi. Suasana kota yang sepi dan lampu-lampu jalan yang berkedip-kedip menemani obrolan mereka. Di tengah keheningan, Bella mulai bercerita tentang tawaran Om Tony yang masih terngiang di kepalanya.
"Bang, gue dapet tawaran dari Om Tony tempo hari. Lo tau kan, yang mau kasih gue apartemen, uang bulanan, semua yang gue butuhin. Menurut Bang Leon, gimana? Gue ambil nggak ya?" Bella bertanya dengan ragu, menatap Leon yang fokus mengemudi.
Leon melirik sekilas ke arah Bella, mencoba membaca ekspresi di wajah gadis itu. "Lo udah siap ambil tawaran itu?" tanyanya dengan nada serius, memastikan niat Bella.
Bella terdiam sejenak, menimbang segala kemungkinan. Tawaran Om Tony memang menggiurkan, tapi keputusan ini bukan hal yang mudah.
"Kalau lo udah yakin, ambil aja. Lagi pula, hutang-hutang lo masih banyak. Dengan ikut Om Tony, setidaknya lo nggak perlu dikejar-kejar rentenir lagi, dan lo nggak harus kerja sampai tengah malam kayak gini," ujar Leon dengan suara lembut, mencoba memberi dukungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOUS [18 ]
Teen FictionBagi Kaivan, menindas Bella adalah hal yang wajar karena gadis itu pantas mendapatkannya. Sehingga, tiada hari tanpa caci maki, cemooh, dan wajah sinis yang didapatkan Bella dari Kaivan dan orang-orang di sekitarnya. Warning!! 18 🐎🐎🐎 Jakarta, 2...