[21 ]for adult readers only.
Not for the anti-romantic.This part indulges a heavy dose of romance...
*
Tubuh mungil Elia bergerak gesit, bergantian hinggap pada kabinet, worktop dan meja dapur. Suara peralatan memasak terdengar berdenting mengiringi langkahnya. Siang itu Elia sedang mencoba membuat sebuah hidangan ringan di dapur villa.Adrian dan Elia memang masih menghabiskan waktu mereka di Villa Romita di Tuscany. Setelah ini, mereka bahkan berencana untuk menjalani semacam bulan madu dan barulah selanjutnya akan kembali ke negara asal.
"Sibuknya istri aku. Lagi apa sih, sayang?" Adrian bertanya ketika ia datang ke dapur. Ia lalu tampak beranjak ke arah sink dan mencuci tangannya.
"Mau coba buat clafoutis" Elia menjawab singkat sambil terus mengaduk adonan dan mengerling suaminya singkat.
"Mm, pasti enak" Adrian memberikan semangat.
"Semoga ya" balas Elia.
"Kakak sudah selesai rakit mejanya?" Elia ganti menanyakan proses kegiatan yang tadi baru dikerjakan oleh sang suami.
"Udah"
"Cepat sekali" Elia kembali mengerling Adrian yang kini berpindah menuju kulkas. Adrian lalu mengambil satu botol bir dingin. Pria itu pun meneguknya terburu.
"Mau minum?" Adrian sempat menawari minuman pada Elia. Tapi Elia menggeleng dan mengatakan nanti saja.
Selesai mengobati dahaganya, Adrian melangkah mendekati Elia yang sibuk berkutat di depan meja dapur. Tampak ujung kerah kaos hitam Adrian basah oleh keringat. Bahkan ada bulir peluh yang tertahan di pangkal rambut pada area dahinya.
Cup
Adrian menunduk dan tau-tau mengecup pipi Elia. Ia bahkan menduselkan kepalanya pada sisi sebelah kanan wajah Elia.
"Kakak, pipi Elia jadi basah" Elia langsung memprotes aksi jahil Adrian padanya.
"Tapi keringat aku wangi kan?" Adrian menukas percaya diri.
"Wangi bunga mawar" imbuhnya lagi berniat meledek Elia dengan menirukan kalimat yang dahulu pernah diucapkan istrinya itu.Elia langsung memicing gemas dari sudut mata. Namun ia tak menggubris lebih jauh perkataan Adrian sebab keringat Adrian memang tak menimbulkan bau yang tak sedap.
Adrian pun kembali mendusel-dusel Elia.
"Kakak... jangan mulai deh. Elia baru bikin kue"
"Habis kamu masak aja cantik banget, seksi" Adrian justru memuji tampilan Elia diikuti menarik diri mundur. Ia lalu bersandar pada meja sambil menelisik sosok Elia dari atas ke bawah.
"Apa sih, orang Elia cuma pakai begini aja" Elia menambahkan. Ia sedikit risih saat Adrian seolah menelanjanginya dengan tatapan mata. Saat itu ia tengah memakai kaos putih ketat dan rok denim pendek yang tertutup oleh apron. Rambut panjang tebalnya disanggul ke atas menggunakan jepit claw besar.
"Tapi cantik banget, sayang" Adrian tak henti menyuarakan kekagumannya.
"Ya sudah, besok Elia pakai celana sama kaos kebesaran aja. Biar kakak enggak usilin Elia terus"
"Jangan" Adrian lekas menunjukkan keberatan. "Aku suka kamu yang begini. Aku suka kamu yang cantik, feminin. You know, you look very - dainty, delicate" Adrian mendesis sambil maju lebih dekat pada Elia.
"Sekarang bisa bilang begitu. Kemana aja dulu?" Elia justru menyentak dengan sindiran halus.
"Dulu aku sudah suka kamu. Aku cuma gengsi, habis kamu kan suka bikin kesal" kilah Adrian. "Kamu sih kejar-kejar aku terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam menjalin hubungan asmara dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...