[17] EMOSI KIRANA

183 134 27
                                    

SMA 3 TARA MUDA

Selasa/ 15/ July/ 2024.

10:40

"Eka? Kamu kenapa?"

"Gak tau! Tanya aja sama diri sendiri," ketusnya.

Kirana menatapnya dengan mata yang mencari kejujuran. "Jangan berbohong, aku tahu ada sesuatu. Ceritakanlah!"

Eka kesal, "Kak Kirana, kok bisa lupa janji sih?!"

"Ayo, jujur! Kamu kenapa?"

"Ingat, kan? Apa janji kakak kemarin sama aku?"

"Emangnya... aku janji apaan sama kamu?"

Eka membatin dengan kesal, "Sial, apa dia beneran pelupa atau cuma pura-pura lupa?"

"Itu loh, Kak! Itu lo..."

"Itu lo apa?"

"Itu lo janji Kakak! Jangan pura-pura lupa!"

Tinggal bilang saja. Soalnya aku beneran lupa, Eka," katanya dengan lembut, membuat hati Eka sedikit lunak.

Eka tersenyum sinis, "Jadi gini rupanya kakakku yang super pelupa..."

"Iya, apa?"

Eka mengingatkannya kembali, "Kan Kakak sudah janji, mau temenin aku ketemu sama Kak Rahmat."

"Terus?"

"Tapi kak Kirana malah ingkar janji!"

Kirana mencoba mengingat, "Tunggu, aku ingat sekarang! Aku memang janji mau temenin kamu ketemu Kak Rahmat. Maaf, aku benar-benar lupa!"

Eka berpaling, "Gak apa-apa, Kak. Eka jadi gak mood!"

Kirana tersenyum, "Yaudah, aku temenin sekarang. Maaf lagi ya, Eka. Aku janji gak bakal lupa lagi!"

Eka terkejut dan tersenyum lebar, "Beneran, Kak? Serius?"

"Iya, serius!"

Eka tertawa ceria, "Yey! Beruntung banget deh, bisa ketemu sama calon kakak ipar yang baik dan lembut kayak gini," godanya.

"Apa? Calon kakak ipar?"

"Iyalah! Calon istrinya Abang Deka loh..."

Kirana memukul keras bahunya. Eka meringis. "Ah! Sakit tau, Kak!"

Kirana mencibir, "Kamu memang suka bikin aku kesal, ya! Hobinya ledekin aku. Awas! Nanti gak jadi temenin kamu ketemu sama kak Rahmat."

"Ih, jangan dong, Kak!"

"Janji dulu, kamu gak boleh jodohin aku sama abangmu!"

"Tapi kalau aku keceplosan, jangan marah, ya?" katanya sambil tersenyum cengengesan.

Kirana membantah dengan nada kesal. "Huft, sama saja, menyebalkan!"

Kedua gadis itu berjalan santai menuju kelas 12 IPS 1 di lantai atas. Saat melewati koridor, mereka tak sengaja berpapasan dengan genk Niky. Tatapan sinis dari ketiganya membuat suasana menjadi tegang.

"Hadeh, si cupu lagi cari perhatian!"

"Si cupu lagi beraksi!"

"Eh, para pengikut Fir'aun! Fokuslah pada hidup kalian sendiri, bukan urusan orang lain!" teriak Eka.

"Heh! Para pengikut Fir'aun. Daripada sibuk urusin hidup orang, mending urus aja deh urusan kalian sendiri!"

"Apa!? kaum Fir'aun?"

"Heh! Lo itu masih bocil, gak usah ikut campur sama urusan orang dewasa," kata Maura sinis.

Eka menyunggingkan senyum miring. "Gue memang bocil, tapi pikiran gue gak sesempit kalian!"

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang