"Siapa yang memerintahkan kamu?" Tanya Vincen dengan wajah dinginnya, di bawahnya ada satu pelayan yang duduk dilantai dengan wajah penyesalan.
"Sa-saya ti-tidak tahu tu-tuan muda." Ucap pelayan itu dengan air mata yang terus-menerus mengalir, Serena yang baru datang dan melihat pelayan itu merasa tidak tega dirinya tahu mana orang yang pura-pura menyesal dan memang menyesal.
"Hubby, jangan marah kayak gitu aku takut." Ujar Serena menatap suaminya sendu, Vincen menghampiri istrinya.
"Kenapa kamu bangun, hemm?" Tanya Vincen lembut.
"Enggak ada kamu, tadi katanya janji enggak akan ninggalin aku." Ujar Serena dengan tangan saling memilin-milin, sahabat Vincen yang memang masih ada disana melihat keduanya dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Maaf sayang." Vincen menyesal, dirinya kira Serena sudah tidur pulas tapi ia tidak menyangka Serena setakut itu
Serena mendekati pelayan itu, tapi dicegah oleh Marcel. "Jangan mendekat Serena, dia peneror yang mengirimkan paket tadi."
Bukannya mendengarkan Marcel, Serena lebih memilih mendekati pelayan itu bahkan seruan suaminya tidak Serena dengarkan.
"Kenapa kamu melakukan ini kepadaku, apakah aku mempunyai salah padamu?" Tanya Serena berjongkok di hadapan pelayan itu.
"Tidak Nona, Anda sangat baik." Jawab pelayan itu menunduk tidak berani menatap Serena.
"Lalu, kenapa kamu melakukannya?"
"Sa-saya maaf Nona."
"Berikan aku alasan yang jelas, jika kamu memang bersalah maka aku akan memasukkan kamu ke penjara." Pelayan itu menatap Serena berkaca-kaca.
"Maaf nona, saya tidak tahu orang itu siapa. Tapi dia tahu saya sedang membutuhkan uang untuk biaya anak saya operasi, dengan syarat membawa paket itu didekat Nona. Awalnya saya bingung, tapi di tulisan paket itu tertera boneka jadi saya memberikannya tapi sumpah nona saya tidak tahu kalau isi dari paket itu boneka yang berdarah. Tolong maafkan saya nona, tapi saya mohon jangan masukkan saya ke penjara anak saya masih butuh saya nona." Pelayan itu menangis tersedu-sedu.
"Apa kamu tahu bagaimana rupa orang yang memberikan paket itu?" Tanya Serena lagi berusaha tenang.
"Saya tidak tahu Nona, karena dia memakai masker dan juga topi untuk menutupi wajahnya."
Serena berdiri menghadap suaminya, ia mengadahkan tangannya dengan wajah polosnya.
"Kenapa?"
"Mau minta uang, aku enggak bawa uang cash." Jawab Serena, Vincen memberikannya kepada istrinya.
"Hanya ada tiga juta, gapapa?" Ujar Vincen, karena dirinya belum mengambilnya lagi.
"Gapapa." Serena mengambilnya dan ia berjalan ke arah pelayan itu sambil memberikan uang tersebut kepada pelayan itu.
"Bawa uang itu untuk mengobati anak kamu, tapi ingat! Jangan melakukan hal rendahan untuk menyembuhkan anak kamu dengan uang yang kotor." Serena berucap seperti itu dengan wajahnya yang datar.
Pelayan itu merasa terharu ia, bahkan bersujud di kaki Serena berulang kali. "Terima kasih nona terima kasih nona terima kasih nona, maafkan saya nona."
"Hemm pergilah." Pelayan itu pergi terburu-buru, takut anaknya kenapa-kenapa.
"Serena, kenapa kamu melepaskannya?" Tanya Piel heran begitupun yang lainnya.
"Kalian bisa mengikutinya, jika memang dia bersalah dia tidak akan datang ke rumah sakit." Jawab Serena santai, ia memeluk suaminya erat.
"Aku tahu bukan itu alasannya, kenapa?" Tanya Vincen yang memang mengerti dengan tingkah laku istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Seksi Mommy
RomanceSerina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal oleh hatersnya. Padahal serina baru debut dan dirinya bertransmigrasi kedalam tubuh seorang wanita eg...