Chapter 22

3K 98 0
                                    

Kedua matanya terbuka saat merasa ada bulu yang mengibaskan di wajahnya. Ternyata seekor kucing yang sangat lucu. Saat akan bangkit ia merasa aneh dengan tubuhnya mengapa seperti tidak memakai pakaian. Bahkan pinggang seperti terdapat orang yang sedang memeluknya.

Berbalik matanya terkejut melihat Fernando yang bertelanjang dada. Memegang kepalanya yang pusing sekelebat ingatan yang ia kira mimpi ternyata bukan. Tapi ia tidak merasakan penyesalan atau berteriak karena memang mereka berdua sudah menikah.

Mungkin dengan ini mencari bukti yang ia butuhkan bisa lebih cepat, tanpa harus memusingkan kepalanya harus mencari kemana. Dengan Fernando yang sepenuhnya percaya kepadanya, akan ia manfaatkan untuk mendapatkan bukti bahwa ia tidak bersalah seperti yang ayah mertuanya katakan.

Merasakan orang yang disampingnya terbangun, Fernando membuka kedua matanya perlahan. Matanya langsung menatap kedua bola mata istrinya yang sama menatapnya juga. Fernando mengeratkan pelukannya, seperti bersiap agar Nava tidak lepas dari pelukannya karena apa yang telah mereka lakukan.

Tapi apa yang ia dapatkan, Nava malah mengecup bibirnya sambil tersenyum cerah. Telinga Fernando memerah berusaha mengalihkan pandanganya karena merasa malu mendapatkan reaksi yang tidak ia perkirakan.

Melihat Fernando yang malah mengalihkan pemandangannya. Membuat Nava malah semakin gencar mengecup semua wajahnya bahkan hingga lehernya. Fernando menahan napsu nya agar tidak melakukannya lagi, karena itu merupakan pertama kali untuk mereka berdua.

Membiarkan istrinya melakukan sepuasnya, walaupun ia merasa tersiksa. Dengan beraninya menggigit leher Fernando hingga memerah meninggalkan bekas. Bahkan Nava memegang semua otot badannya seperti penasaran dengan bentuknya.

Tubuh Fernando sangatlah kekar dan atletis dengan tinggi badannya yang tinggi ideal membuatnya semakin menawan, ditambah dengan wajahnya yang sangatlah tampan berkharisma. Nava sengaja menggoda Fernando untuk melihat reaksinya, ia ingin sekali tertawa melihat wajah Fernando yang sudah memerah.

Merasa Fernando tidak akan meresponnya, Nava menyerah bangkit dari tidurnya untuk menuju kamar mandi secara perlahan karena merasakan sakit. Fernando terus mengalihkan pandanganya sejujurnya ia merasa malu, karena ternyata istrinya biasa saja.

Dirinyalah yang seperti wanita kasmaran setelah bisa bersama dengan orang yang ia cintai. Sedangkan istrinya seperti laki-laki yang sudah mendapatkan sesuatu yang diinginkan kemudian pergi begitu saja.

Mendengar pintu yang sudah tertutup, mata Fernando tertuju kepada kedua kucing yang baru dibelinya sedang bermesraan seperti meledeknya. Memutar bola matanya malas setelah melihat itu, Fernando segera bangkit dari kasurnya untuk membersihkan badannya yang lengket. Membawa baju gantinya berniat untuk pergi ke kamar mandi yang berada di ruang kerjanya.

•••••

Telah selesai membersihkan diri, Fernando berniat mencuci sprei bekas tadi. Membersihkan kekacauan yang telah ia buat. Merapihkan kembali seperti semula sedia kala, saat akan membawa semua kain kotor pintu kamar mandi terbuka.

Nava berjalan keluar menghampiri Fernando dengan hanya menggunakan bathrobe. Mendekati hingga Fernando kelabakan bahkan menjatuhkan kain yang telah ia kumpulkan. Fernando sudah menahan gugup istrinya semakin berani untuk menggodanya, tapi ia akan berusaha menahannya karena tidak ingin Nava terluka.

Menarik kepala Fernando membisikan nya tepat di telinganya. Fernando bahkan menutup matanya karena merasakan perasaan geli di telinganya.

"Perutku lapar," bisik Nava setelahnya menggigit daun telinga Fernando dengan keras.

Fernando menggeram, saat akan membalas. Nava berlari dengan cepat darinya menuju walk in closet. Fernando membeku bingung karena ditinggalkan begitu saja. Saat mendengar suara tertawa ia tersadar, Nava mengerjainya.

FERNANDO LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang