Sekarang adalah waktu istirahat Nusa Bangsa. Seperti biasa Puri beserta teman-temannya menghabiskan waktu dikantin. Tersisa Ruby yang masih mengunyah makanannya. Gadis itu selalu membutuhkan waktu yang lebih lama jika berurusan dengan makanan.
"Iya, kata Kevin nanti mereka mau rayain di club."
"Club? Gila gue pengen banget kesana." Sambung Rere semangat.
Nusa Bangsa baru saja memenangkan sebuah turnamen antar sekolah. Kevin selaku kapten basket dan timnya berniat merayakan kemenangan yang mereka raih di sebuah kelab malam. Segala sesuatu yang menentang menjadi satu hal yang menarik saat berada di fase mereka.
"Sebenarnya kevin ajak gue terus dia juga bilang biar ngajak kalian pada sekalian."
"Kita kesana yuk. Mumpung banget bonyok gue weekend ini mau pergi ke Surabaya." Rere bahkan sampai berdiri sangking semangatnya.
Gadis itu bertepuk tangan antusias. "Lo pada mau, kan? Ayo dong kayaknya seru tau."
Puri dan Ruby saling memandang. Alea pun angkat suara.
"Kalau kalian mau gue juga oke banget. Gue mau bucin sama Kevin."
"Kayaknya gue nggak bisa, deh. Nanti pasti pulang tengah malam bisa habis gue sama bokap nyokap." Aku Ruby.
"Yah, kayaknya itu bukan masalah deh. Kalian nginap dirumah gue aja, nanti kita bakal bebas kan bonyok gue nggak lagi dirumah."
Puri semakin menimbang-nimbang. Tempat semacam itu adalah hal baru baginya. Berisik, alkohol, rokok, dan hal negatif lainnya langsung melintas dikepala Puri ketika membayangkan tempat itu. Tentu jika ia juga meminta izin pada Saras wanita itu akan menolak tanpa berpikir dua kali.
"Cmon, Ri lo mau, kan? Kita udah tujuh belas loh masa kita cuma ke kafe aja. Sekali-kali deh misalnya kalau kalian nggak suka sama tempatnya, gue janji deh ini terakhir kalinya kita kesana." Rere tidak menyerah untuk meyakinkan para temannya, Puri dan Ruby.
Puri semakin goyah, ia menggigit pipi bagian dalamnya lalu menatap Alea dan Rere bergantian.
"Mau ya ya ya."
"Iya please...." Alea ikut menambahi.
Hingga anggukan dari Puri dan Ruby membuat mereka berdua bersorak bahagia.
***
"God, mamah lo mengintimidasi banget, Ri. Ngeri gue." Ungkap Rere dibalik kemudi. Tadi dia dijemput oleh Rere dan juga sempat bertemu dengan Saras.
Puri berhasil mendapat izin meskipun melakukan sedikit kebohongan pasalnya meminta izin ke club sama saja bunuh diri namanya.
Saras tidak menyukai penentangan dalam bentuk apapun. Mamahnya merupakan wanita yang tegas dan berusaha semaksimal mungkin menjaga nama baik keluarga.
Sebelum membiarkan mereka meninggalkan rumah wanita berusia empat puluh satu tahun itu meminta nomor ponsel Rere untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Puri hanya tersenyum membalas ungkapan Rere. Kursi depan diisi oleh Alea. Ia dan Ruby berada dikursi belakang. Mereka dalam perjalanan ke tempat bersenang-senang itu. Sejujurnya ia sedikit penasaran dengan kegemerlapan dunia malam.
"Hahaha, kita bakalan senang-senang malam ini." Rere berujar heboh.
Sementara Ruby nampak frustasi. "By yang rileks dongs. Gue yakin nyampe disana lo pasti bakalan suka."
Puri menilik penampilan Alea yang nampak memukau malam ini, temannya itu terlihat lebih dewasa dengan make up diwajahnya dan dress broken white pendek tanpa lengan. Rambut lurusnya di ubah menjadi curly dibagian ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
RomancePuri Riane menyadari ketertarikannya pada Alam Sagara. Masalahnya Alam bukanlah pria single. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah memiliki kekasih. Bagaimana Puri mengatasi perasaannya?