"Will a kiss make you feel better?"
Tita mengerjap, ucapan Daru secara efektif membungkam mulut Tita dari ketidakpercayaannya sendiri. Sendok di tangannya jatuh begitu saja meninggalkan suara denting nyaring tiada saring yang melengking.
Diamatinya wajah pucat Daru selama beberapa detik yang terasa seperti selamanya. Tenggorokan Tita tercekat, napasnya tersendat kala Tita berjuang untuk menemukan kata-kata yang tepat.
"Pak Daru dulu pas lahir nggak diadzanin ya?"
" ...... "
"Abis ngomongnya ngelantur."
Dengusan tak percaya keluar dari mulut Daru.
"Kamu kenapa selalu bercanda tiap kali saya nanya serius?"
"Emangnya tadi Pak Daru lagi serius?"
"Menurut kamu?"
Pada titik ini, Tita sama sekali tak tahu apa yang harus ia katakanㅡatau mengapa Daru mengatakan itu. Namun alih-alih menunggu tanggapan Tita atas pertanyaannya, Daru justru menyilangkan lengan di depan dada, lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Kita cuma punya waktu dua minggu," gumam Daru.
Tita mengerutkan kening, lalu tersadar kalau Daru sedang membahas final pitching untuk proyek art gallery yang sangat dia inginkan.
Tita menyandarkan punggungnya pada kursi dan ikut termenung. Bagaimanapun, sebagai project lead dan decision maker, keputusan Daru akan menentukan apa yang Tita hadapi berikutnya. Jadi selama beberapa menit Tita hanya diam menemani Daru memikirkan jalan keluar ditemani dengungan di udara yang juga gelisah.
"Jadi, Pak Daru udah nemu solusi buat masalah ini?" tanya Tita, memecah keheningan tak wajar yang sudah terlalu lama menyelimuti mereka berdua.
"Udah saya pikirin," jawab Daru, nadanya datar seperti biasa.
Tita mengangguk-angguk sembari mengambil gelas berisi air putih yang masih tersisa dan meminumnya sampai habis. "Kalau butuh buat merenung dan mikir, saya saranin di parkiran Indomaret sambil lihatin motor lewat, Pak. Sangat mindblowing. Nanti saya temenin, saya sering begitu kalau stress."
Daru mengernyit. "Memangnya kamu stress kenapa?"
Tita terdiam, melihat sekilas keingintahuan yang tersimpan dalam mata Daru yang dingin dan gelap.
"Karena beberapa alasan yang nggak bisa disebutkan," Tita berhasil mengatakannya, hampir terbata-bata.
Sejujurnya, karena Daru sempat membantu Tita kabur dari mantan pacarnyaㅡTita pikir Daru akan menanyakan sesuatu yang lebih daripada ini. Tita tahu bahwa suatu hari akan ada masa dimana Daru akan menyinggungnya, jadi Tita sudah mempersiapkan diri.
Akan tetapi di luar dugaan, Daru tak bertanya apa-apa lagi dan hanya menatap Tita dengan pandangan yang tak bisa Tita mengerti.
"Jadi kamu haha hihi cuma buat nutupin luka-luka kamu, ya?"
YOU ARE READING
fvck u, goodluck.
RomanceSuatu hari Tita menyadari bahwa setiap klise romantis yang terjadi padanya berasal dari satu orang yang tidak disukainya: Handaru Bhaga. ●●● Sebagai si paling anti romantis yang kerap bersikap kasar, siapa yang mengira bahw...