11. Nalyssa Aegle Jacqueline Josephine

19.6K 1.1K 21
                                    

Kediaman Marquess Josephine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kediaman Marquess Josephine....

POV Nalyssa

Aku, Nalyssa Aegle Jacqueline Josephine putri dari Marquess Josephine. Orang-orang melihatku sebagai wanita jahat yang gemar menyiksa putri Count yang baik hati. Tanpa mau mencari tau yang sebenarnya terjadi.

Nalyssa tumbuh menjadi gadis yang penuh luka, akibat perlakuan dari ayah dan kakak laki-lakinya. Nalyssa dianggap sebagai seorang pembunuh, ayah dan kakaknya menganggap Nalyssa sebagai pembawa sial, karena ibunya meninggal di saat melahirkannya.

Mereka membencinya karena kesalahan yang tidak Nalyssa perbuat. Nalyssa juga tidak pernah meminta untuk dilahirkan di dunia yang kejam ini.

Nalyssa hanya memiliki pengasuhnya dari bayi sebagai keluargannya, Marquess hanya mempekerjakan seorang wanita tua untuknya. Tapi Nalyssa tidak mempermasalahkan itu karena bibi Moly sangat menyayanginya dengan tulus.

Nalyssa duduk di kasurnya sembaring mengobati kakinya yang terluka semalam saat pesta debutante berlangsung. Nalyssa sangat membenci wanita ular itu.

Wanita itu yang lebih dulu menabraknya tapi tetap dia yang di salahkan, Mereka mengira Nalyssa menendang Elaina padahal tidak. Nalyssa hanya menyentakan kakinya pelan.

Elaina wanita itu dulu adalah teman masa kecilnya. Elaina dan Nalyssa selalu bersama-sama karena hanya Elaina yang mau berteman dengannya. Tapi perlahan semua berubah, Nalyssa kembali mengingat kenangan-kenangan buruknya.

"Anak pembawa sial!!! Jangan pernah kamu menginjakkan kakimu di kediaman utama. Sangat menjijikan."

"Ayahhh...Nalyssa hanya ingin bertemu ayah, Nalyssa merindukan ayah." Ucap seorang gadis kecil berusia lima tahun.

"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan menjijikan itu. Dan ingat ini gadis menjijikan, kamu bukan anakku. Aku hanya mempunyai seorang putra."

"Tidak ayah, Nalyssa juga putri ayah." Nalyssa kecil menangis sesegukan.

"DIAM PEMBUNUH, KAMU BUKAN PUTRIKU!!!." Marquees berteriak dan mendorong Nalyssa sampai tersungkur.

Nalyssa menangis sedih, dia hanya bisa memandang ayahnya yang pergi menjauh. Kakak laki-lakinya hanya memandang Nalyssa dengan pandangan jijik.

"Dasar pembunuh menjijikan." Kakaknya hanya melewati Nalyssa begitu saja, tanpa berniat membantu Nalyssa.

Hatinya sangat sakit, Nalyssa hanya menginginkan kasih sayang ayah dan saudaranya. Tapi itu tidak mungkin, memandangnya saja mereka tidak sudi.

Lady Amethyst [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang