"Ayaaaaaaaah!!!" Delon menjerit kesal sembari terduduk lemas di atas karpet bulu. Dadanya terlihat naik turun karena menahan emosi yang mulai terasa membeludak. Dia marah, iya. Dia kesal, juga iya. Alasan kemarahan sekaligus kekesalannya saat ini, ialah karena Ayahnya. Sekali lagi, karena Ayahnya! Oh, lebih tepatnya, ialah wajah Ayahnya, dia ulangi sekali lagi, WAJAH Ayahnya! Ketampanan sang Ayah yang selalu membuat jiwa iri dengkinya timbul, kini berubah haluan membuat amarahnya mendidih dan ingin meledak pada detik ini juga. Bayangkan saja, aura wajahnya yang shining shimmering splendid, kini terlihat keruh lantaran diselimuti emosi. Bahkan, aura keren serta penuh wibawanya yang setiap detik menguar bebas, kini seolah dipadamkan oleh pemadam kebakaran. Alhasil, karena aura keren serta penuh wibawanya yang meredup, digantikan dengan cepat oleh aura mafia.
Gala yang duduk di sofa panjang samping Arsen, menutup mulut agar tidak kelepasan tertawa. Karena jika dia tertawa, bisa saja dia diusir dari ruang keluarga ini. Oh, tentu itu tidak boleh terjadi. Masalahnya, kapan lagi dia bisa melihat Kakak sulungnya di roasting oleh anak sendiri?
"Ini kalau aku bilang muka Ayah lebih tembok dari tembok itu sendiri, bakalan dapet dosa nggak, sih?" gumam Delon yang terdengar kental akan sindiran. Posisi duduknya yang tadi bersila, kini berubah menjadi selonjoran dengan tubuh yang bersandar pada sofa. Tangannya bahkan bersedekap di depan dada. "Sumpah, baru kali ini aku mau tukar tambah wajah tampan Ayah sama wajah pas-pasan bang Gala!"
Tadinya, Gala masih menutup mulut agar tidak tertawa. Tetapi, begitu mendengar namanya yang turut disebut, dia justru mendelik, tapi memilih untuk tidak protes. Takutnya, nanti dia ikut diroasting.
"Aku cuma minta Ayah senyum sedikiiiiit-" kata Delon melanjutkan sembari mengukur kata 'sedikiiiiit' dengan ujung kuku jari kelingking. "-sedikiiiiit tapi keliatan ikhlas, bukan sedikiiiit tapi keliatan kayak orang minta tolong!"
Pada detik itu juga, suara tawa Gala terdengar mengudara bebas seolah memenuhi tiap-tiap sudut ruang keluarga. Terdengar lepas dan renyah. Perpaduan yang membuat adik ketiga Argon itu terlihat layaknya bunga sakura yang berguguran pada musim gugur.
Neo sebenarnya sedikiiiit terdistraksi oleh suara tawa Gala yang membuatnya nyaris ikut melepaskan tawa. Namun, sebisa mungkin dia menahan diri dengan tetap memasang ekspresi cool, meski kedua sudut bibirnya terlihat tertarik tipis-tipis.
Arsen sendiri tertawa pelan sembari menggeleng kecil. Meski begitu, binar wajahnya yang terlihat berseri-seri hangat, terlihat seperti sinar matahari pagi.
Rasi bintang paling indah, mungkin menggambarkan bagaimana Kara saat ini. Adik bungsu Argon itu tidak tertawa, tapi kedua sudut bibirnya terlihat tertarik membentuk senyuman sampai kedua matanya turut melengkung hingga terlihat seperti bulan sabit. Warna rambutnya yang berwarna pirang kecoklatan, juga membuat Kara terlihat seperti rasi bintang paling terang.
Argon mengusap leher sambil batuk-batuk kecil begitu mendapati tatapan sinis sang anak yang terlihat sangat jelas tertuju kepada dirinya seorang. Sial! Dia tiba-tiba merinding. Masalahnya, ini kali pertama dia mendapat tatapan sinis yang terlihat sungguh-sungguh seperti itu. Karena biasanya, tatapan sinis Delon dibaluti ekspresi menggemaskan. Tapi sekarang..
"Apa liat-liat?!"
Tubuh Argon yang tadinya menyandar santai pada sofa, sekarang terlihat tegap. Kedua kakinya yang tadi saling silang, kini dalam posisi siap. Bahkan, tangannya yang tadi bergerak mengusap leher, berakhir terkulai pasrah dikedua sisi tubuh. "Ayah bisa coba sekali-"
"Nggak!" Delon menyela tanpa mau mendengar kalimat lanjutan yang belum terucap. Pasalnya, kalimat lanjutan yang belum diucapkan oleh Ayahnya itu, sudah dia hapal di luar kepala. Bagaimana tidak? Karena dia sendiri sudah muak mendengar kalimat yang sama---yang sudah entah ke-berapa kali diucapkan ketika dia kesal karena lagi dan lagi gagal merekam video yang dia sendiri sudah bayangkan akan mendapat viewer sampai jutaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...