Akibat mengalami kecelakaan, Alusha tak hanya kehilangan wajah namun juga kehilangan kehidupan yang selama ini menempel sebagai jati dirinya, kehilangan sosok saudari, ibu, dan orang-orang terdekat yang sekarang mengira dirinya sudah tiada dan hanya...
Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.
°°°°°°°°°°
Bab 13 /Karya Dan Maknanya/
"Jika kebohongan berselimut bagai awan, dan matahari bisa mengintip dari sisi bumi bagian manapun, maka dimana tempat terbaik untuk bersembunyi dari kenyataan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----------
"BELLA AWAS!" Alusha menangkap sebilah pis*u yang hampir saja jatuh dan melukai kaki Bella.
Akibat tekanan yang kuat ketika menangkap sebilah pis*u tersebut, tangan Alusha kembali terluka, cairan merah terus mengalir dari telapak tangan yang perbannya baru saja ia buka tadi malam.
"K-kanu nggak papa kan?" tanya Alusha yang masih tak menghiraukan luka di tangannya.
"Dasar b*go! Lo yang terluka anj*r, malah nanyain keadaan gue!" seru Bella yang mulai panik melihat cairan kental itu tak kunjung berhenti mengalir. Gadis itu segera berlari untuk mengambil kotak p3k dari kamarnya. Saat kembali, Alusha ternyata sudah tidak ada di dapur melainkan sudah pergi ke kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alusha membuka kotak p3k miliknya dan dengan segera mengobati lukanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Bella yang melihat hal itu dari celah pintu yang tak tertutup rapat pun langsung menoleh pada kotak putih yang sedang ia pegang.
"Ngapain juga gue repot-repot lari buat ambil benda ini? Toh, dia bisa obati lukanya sendiri, ini juga bukan salah gue karena yang inisiatif buat nangkap itu pis*u kan dia sendiri," gerutu Bella sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan kamar Alusha.
Entah apa yang membuat Alesha jadi sering main ke rumah Marshal, wanita itu sudah hampir setiap hari berkunjung ke rumah kekasihnya hanya untuk sekedar mengobrol, jalan-jalan, shopping,juga makan siang bersama. Seperti saat ini, Alesha kembali mengajak Marshal untuk menemaninya melihat tas dengan brand terbaru di salah satu mall favoritnya.
"Hai Alesha," sapa Alusha yang sudah dandan rapi seperti ingin pergi keluar.
"Hai Valeria, cantik banget kamu, mau kemana?" tanya Alesha begitu ramah terhadap wanita yang asing di pandangannya namun terikat batin dan d*rahnya.
