Aku update dulu yang di sini, karyakarsa menyusul ya soalnya masih diluar hihihi 🤭
Selamat membaca
***
Langkah kaki itu bergerak perlahan. Menuju pintu kamar dengan pandangan penasaran. Hatinya mulai berdetak tak karuan. Membayangkan hal yang tak diinginkan.
Ketukan pintu ia urungkan. Memilih untuk berjalan ke sana-ke mari dengan kebingungan. Menunggu menjadi pilihan yang ia tetapkan. Meski hatinya terus menjerit tak nyaman.
Dito Alamsyah, pria itu berdiri di depan pintu kamar hotel Shana dengan gundah. Sejak semalam, pikiran buruk menghantui hati hingga gelisah. Ingin rasanya dia masuk dengan gegabah. Namun sayang, ada Handaru Atmadjiwo yang membuatnya resah.
Pria itu memang suami Shana. Namun entah kenapa fakta itu mengusik ketenangan Dito. Jangan lupa jika hingga detik ini pria itu masih belum merelakan Shana.
Kemarin, dia sudah cukup bahagia karena Shana yang tiba-tiba muncul di Bandung. Semakin bahagia saat Shana tak lagi menghindarinya seperti dulu. Rasa marah tentu masih Shana tunjukan, tetapi wanita itu lebih lunak saat ini.
Tuhan benar-benar ingin menghukum Dito. Kesenangannya hancur saat kedatangan tak terduga dari Handaru Atmadjiwo. Yang tiba-tiba membawa Shana pergi entah ke mana.
Lagi-lagi Dito berdecak karena menyadari fakta jika Shana bukanlah miliknya lagi. Ndaru yang memilikinya dan pria itu sangat berhak atas Shana.
"Sialan!" geram Dito bersandar di samping pintu. Dia menatap lampu hotel dengan pandangan menerawang. Meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan.
"Ngapain lo di sini?" Suara itu mengejutkan Dito.
Pria itu berdehem pelan dan berdiri dengan kikuk. "Eh, kakak ipar. Ngapain di sini?"
Erina menatap Dito aneh. "Lo yang ngapain di sini?" tanyanya lalu menatap Dito dan pintu kamar Shana bergantian. "Lo mau culik adek gue, ya?"
"Gila!" bantah Dito cepat.
"Terus lo ngapain di sini?"
"Gue... gue mau jemput Shana." Dito menemukan alasan. "Ya, gue mau jemput Shana. Kita ada take pagi ini, katanya dia mau ikut kemarin."
Kening Erina semakin berkerut. "Emang harus lo yang jemput?"
Dito terkekeh sambil merapikan jaket jeans-nya. "Ya, siapa lagi? Kan cuma gue yang siap sedia buat Shana Arkadewi."
"Orang gila. Istri orang, tuh."
Mendengar itu raut wajah Dito berubah. "Omong-omong kok mereka belum keluar, ya? Mereka nggak apa-apa, kan?"
"Maksud lo?"
"Lo nggak liat wajah Ndaru semalem? Gelap banget kayak mau maghrib. Gue takut Shana di KDRT."
"Jangan ngaco!" Erina mulai ketakutan. Dia mulai termakan omongan Dito.
"Gue beneran. Coba lo inget-inget kejadian semalem. Shana kayak takut gitu liat Ndaru. Lo yakin Shana diperlakukan baik? Kok gue kepikiran yang nggak-nggak, ya?" Dito mulai memanaskan suasana. Dia memanfaatkan rasa sayang Erina pada Shana. Sebagai kakak tentu dia khawatir mendengarnya.
"Nggak mungkin. Shana pasti cerita kalau dia kena KDRT."
"Jangan gitu. Lo tau gimana Shana. Dia suka mendam perasaannya sendiri."
"Jangan nakut-nakutin gue!" Erina memukul bahu Dito. Dia mendekat pada pintu kamar dan menempelkan telinganya di sana. "Gue nggak denger apa-apa."
"Masa?" Dito ikut menempelkan telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Incaran Shana
RomanceHandaru Gama Atmadjiwo tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke Ibu Kota menimbulkan petaka. Baru satu hari tiba, dia sudah terlibat skandal dengan seorang gadis muda. Skandal yang membuat citra keluarga Atmadjiwo ternoda. Sialnya, dia harus be...