Guyssssssssssssssssssssss
Balik lagi nih, sehat sehat kalian ya. Jangan lupa banyak makan. Biar sehat bukan gendut ya😑
Tinggalkan jejak guyss,
Vote kek comment kek intinya jejak kalian
Oh ya satu pesan dari author jangan jadi pembaca misterius, kayak arwah gentayangan aja.
Oke kah let's to the story. Happy Reading guysssss....
❤❤❤
______
Indahnya malam telah menyapa, menutup pandangan yang tak terbaca oleh mata. Seharusnya sekarang adalah kegiatan diskusi antar kelompok, dan tentunya itu sangat menyenangkan. Namun nyatanya planning awal mereka harus terbuang sia sia. Waktu seolah sengaja mengubah alur kehidupan yang telah tertata rapi. Atau mungkinkah mereka yang nekat menghampiri takdir ini? Entahlah, semua itu telah terlanjur tak ada yang perlu di salahkan, semua telah terjadi.
Telah berjam jam ray dan ke enam sahabatnya mencari jalan keluar, namun tak kunjung ketemu. Mereka terus berjalan kesana sini, melangkah tanpa arah, hanya demi sebuah tujuan yang tak pasti. Yah tujuan yang sepertinya sangat sulit di temukan.
Malam yang indah bergelut dengan kegelapan yang begitu menyeramkan. Hanya bermodalkan lighting handphone yang memancarkan cahaya kecil, sudah cukup bagi ray dan ke-enam sahabatnya untuk mencari jalan keluar. Walau kadang di selimuti keluhan yang dilontarkan si gadis tomboy.
"Aduh guyss, capek banget gue." Oliv menekan lutut kelelahan, gadis itu merukuk lelah. "Istirahat dulu," pintanya lalu duduk pasrah.
Altar memastikan senter handphonenya, sesekali memeriksa sinyal yang akan muncul entah kapan. Sepertinya semakin berjalan arah mereka semakin tak karuan, kalau gini kan semakin rumit. seandainya saja kepala sekolah memberikan peta, pasti mereka akan mudah kembali.
"Coba aja kita bawa peta, sialan emang cape banget guee." Mara memijit kakinya yang pegal, baru pertama kalinya ia berkeliling lama, dan kenapa harus di tempat laknat ini.
"Lol, kita observasi bukan cari jejak, gimana si," cibir delta, mara menghembuskan nafas berat. "Semua ini salah lo ray, coba aja lo_ishhhhh, kesel banget gueeeee." Mara tak bisa berkata kata lagi, ia begitu kesal dengan sosok ray, ray pun terlihat bernafas berat. Ia merasa sangat bersalah.
Mara mengeluarkan beberapa snack yang dikantunginya, lalu membaginya kepada sahabatnya, hanya snack ringan yang tak mampu menghilangkan rasa lapar. Mereka menikmati snack yang di tawarkan oleh mara, walau hanya numpang lewat doang.
Delta membuang nafas berat, ia menatap sekeliling, gelap dan sudah pasti menyeramkan. Pemuda itu memegang kening keras, terlihat seperti orang yang lelah dan kebingungan.
"Al .... Gue takut," Lirih aqila, sebelum ikut mencari gadis ini sempat berfikir dua kali, ia sebenarnya tak ingin ikut, tapi ia juga tak mau diam sendiri. Jadi ia lebih memilih ikut mencari.
☠️☠️☠️
"Ya tuhan, kenapa menjadi seperti ini." Terlihat pak aldi mondar mandir tak jelas, terpantau ketakutan tingkat dewa. Ibu Rosa dan pak angga hanya bisa duduk berfikir, walau mereka juga merasakan khawatir yang bukan maen.
KAMU SEDANG MEMBACA
who?
Mystery / Thrillerkisah tragis yang diracik dengan sebuah misteri, menyatu padu, seolah menjadi permainan petak umpet. Hanya permainan anak kecil, dan itu sangatlah menyenangkan. Di sini, semua bisa dilakukan selagi itu bisa membuatmu tersenyum dan berkata, bahwa ini...