Sesuai janji aku update lagi. Di karyakarsa juga sudah update ya
Selamat membaca ❤️
***
Kesibukkan benar-benar terasa. Untuk mengurus banyak hal yang ada di depan mata. Apa lagi pemilihan umum sebentar lagi tiba. Debut perdana keluarga Atmadjiwo harus benar terlaksana. Bukan sekedar tes ombak semata, Guna Atmadjiwo harus bisa mendapatkan jatah kursinya.
Banyak uang yang sudah mereka keluarkan. Serta janji yang mereka berikan. Semua itu mereka korbankan. Demi Guna bisa menjadi anggota dewan.
Semua orang sibuk dengan itu. Namun tidak dengan Handaru. Banyak sekali hal yang ada di kepalanya. Membuatnya untuk kali ini saja melenceng dari prinsip hidupnya, yang harus sempurna.
Ndaru melarikan diri.
Keputusan diambil secara tiba-tiba. Membuat Gilang, sang asisten menggelengkan kepala. Rapat penting bersama keluarga mendadak ditunda. Mengingat Ndaru memilih untuk pergi ke tempat yang tak terduga.
Pemakaman.
Setelah kembali ke Jakarta, ini pertama kalinya Ndaru mengunjungi makam almarhum Farah. Entah kenapa kemarahan Shella waktu lalu tiba-tiba mengusiknya. Menganggapnya suami yang jahat karena tidak mengingat istrinya.
Apa itu benar?
Sepertinya iya. Namun Ndaru memiliki alasan. Dia hanya tidak ingin teringat masa lalu. Yang di mana Farah pergi karena dirinya.
"Hari sudah mau gelap, Pak." Gilang, pria itu mengingatkan Ndaru.
"Cuma sebentar."
Saat Gilang ingin keluar dari mobil, Ndaru mencegahnya. "Saya mau sendiri."
Sebelum Gilang mengiyakan permintaan Ndaru, pria itu tetap keluar dan melihat keadaan sekitar. Setelah dirasa semua aman, Gilang kembali membuka pintu dan memberi anggukan mantap pada Ndaru.
"Bapak bisa keluar sekarang. Saya tunggu di mobil sambil memeriksa dokumen."
Ndaru mengangguk dan keluar dari mobil. Dengan membawa bunga yang ia beli saat perjalanan, Ndaru melangkah mantap pada sebuah makam. Tampak rapi dan terawat.
"Hai, Farah," sapa Ndaru tanpa senyuman. Dia berjongkok dan meletakkan bunga kesukaan Farah di dekat nisan. "Apa kabar?" lanjutnya.
Tentu saja tidak ada jawaban. Ndaru kembali pada tujuan utama. Dia berdoa sebentar sebelum akhirnya mulai tersenyum tipis.
"Saya menikah lagi, Far," ucap Ndaru tiba-tiba. "Lagi-lagi tanpa cinta."
Senyum kecut Ndaru berikan. Memikirkan hidupnya yang benar-benar mengejutkan dan penuh tantangan.
"Tapi kali ini berbeda." Ndaru mulai nyaman untuk bercerita. "Shana Arkadewi, dia orangnya."
***
Suara dentingan gelas membuat perhatian semua orang teralihkan. Sang kepala keluarga mulai berdeham sambil mengelap bibirnya dengan tisu. Acara makan malam sudah selesai, artinya pembahasan penting akan segera dimulai.
"Di mana Mas Ndaru?" tanya Harris mengambil obat yang Iqbal berikan. Obat yang harus ia konsumsi setiap hari karena usianya yang tak lagi muda.
Semua orang saling berpandangan dan berakhir dengan gelengan.
"Nggak ada kabar, Pa," jawab Yanti.
"Sudah dihubungi?"
"Sudah." Guna menghela napas pelan. "Tapi nggak diangkat."
Harris berdecak, "Dia masih di kantor?"
Darma, yang ikut hadir malam ini menggeleng. "Ndaru nggak ada di kantor dari sore, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Incaran Shana
RomanceHandaru Gama Atmadjiwo tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke Ibu Kota menimbulkan petaka. Baru satu hari tiba, dia sudah terlibat skandal dengan seorang gadis muda. Skandal yang membuat citra keluarga Atmadjiwo ternoda. Sialnya, dia harus be...