26

1.8K 223 20
                                    

"Bagaimana kondisi nya?" Wei Changse
"Semakin baik, ia hanya perlu istirahat total dengan baik." Song Zichen merapikan selimut Wei Wuxian. Anak itu tampak tidur dengan lelap seakan semua baik baik saja. Setelah semua yang ia alami.

"Ia sungguh sungguh anak Sanren..." Dengan lesu, Wei Changse duduk di kursi tengah ruangan.
"Ia baru saja membuka sihirnya kembali, tetapi  ia bisa mengendalikan nya sampai ke tahap itu." Wei Changse
"Anak itu.. mengapa selalu membuat aku khawatir kepadanya." Wei Changse

"Wu Xian seperti itu juga karna diri mu." Song Zichen
"Dan dia mirip dengan mu dan Sanren." Song Zichen duduk di sebrang meja.
"Akan melakukan apa pun, untuk orang yang ia sayangi." Song Zichen
"Bahkan, tidak perduli dengan keselamatan nya sendiri." Song Zichen, Wei Changse mendesah pelan.

"Lalu, bagaimana dengan Pangeran. Apakah, kau tetap membiarkan nya?" Song Zichen
"Wu Xian yang akan memutuskan nya." Wei Changse
"Sejak ia tau cerita itu, ia seakan menjauh dari Wu Xian." Song Zichen
"Dengan sifatnya, aku yakin ia merasa bersalah." Wei Changse
"Terlepas dari status nya, dia laki laki yang baik." Song Zichen

. .

"Ughm..." Wei Wuxian perlahan membuka matanya.
"Maaf, apa saya membuat anda bangun?" Lan Wangji tersentak, ia menarik tangan nya yang mengelus lembut rambut Wei wuxian. Awalnya, ia hanya ingin melihat Wei Wuxian.

Kegiatan itu, rutin ia lakukan setelah Wei Wuxian Istirahat total selama beberapa hari. Ia akan datang pada malam hari untuk melihat Wei Wuxian.

"Pangeran.. mengapa wajah anda seperti itu." Wei Wuxian bangun perlahan, ia bersandar pada sandaran ranjang.

"Mengapa anda selalu menatap saya dengan kesedihan." Wei Wuxian
"Bagaimana saya dapat menatap anda, setelah semua yang telah terjadi kepada anda." Lan Wangji

"Pangeran.. apakah anda membenci saya?" Wei Wuxian meremas selimut
"Bagaimana bisa saya membenci anda?!" Lan Wangji

"Lalu, apakah anda akan meninggalkan saya. Dan, tidak lagi memperjuangkan saya di hadapan ayah?" Wei Wuxian

"Apakah.. saya masih pantas untuk itu?" Lan Wangji menunduk dalam.
"Kesalahan Baginda, mengapa harus anda yang menanggung nya." Wei Wuxian

"Walau anda membunuh diri anda sekali pun. Ibu saya tidak akan kembali." Wei Wuxian
"Apakah.. anda ingin berakhir di sini?" Wei Wuxian

"Tidak! Saya.. tidak.. mau..." Lan Wangji
"Saya juga.. tidak mau.." Wei Wuxian tersenyum lembut.

"Saja juga.. tidak mu berpisah dengan anda.. Pangeran.." Wei Wuxian
"Ughk!..." Lan Wangji memeluk Wei Wuxian dengan erat.

"Maafkan saya.... Untuk segalanya..." Lan Wangji
"Em... Saya memaafkan anda..." Wei Wuxian memeluk Lan Wangji tak kalah erat. Ia mengelus lembut punggung Lan Wangji saat merasakan tubuh laki-laki itu bergetar dalam pelukan nya.

"Jangan menangis.. saya juga akan menangis jika anda menangis..." Bisik Wei Wuxian lembut. Di balik punggung Wei Wuxian, wajah Lan Wangji tampak penuh dengan air mata.

. .

Wei Wuxian dan Wei Changse tampak turun dari kereta kuda. Mereka tampak mendapat undangan dari Lan Qinghe Jun untuk menghadap dirinya.

"Kami.. memberi hormat kepada Baginda Kaisar." Kedua nya membungkuk hormat.

"Bangunlah, tidak perlu seperti itu." Lan Qinghe Jun segera turun dari singgasana nya dan mencegah Wei Changse untuk membungkuk lebih lama.

"Seperti keinginan anak mu, karna kali ini pun aku gagal. Aku.. akan turun dari tahta." Lan Qinghe Jun
"Kegagalan apa yang anda bicarakan?" Wei Wuxian bingung dan terkejut.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang