PART 36

358 13 0
                                    

Apa itu penyesalan? kepergian seseorang untuk selamanya?

___________




"Ya ampun Abang! Fani kamu apain?"

Fathan meringis saat telinganya Ratih jewer, sedangkan Safani masih diam. Hatinya masih sakit.

Ratih langsung beralih ke arah Safani, menarik tangan Safani lembut mengajaknya untuk duduk di kursi.

"Kenapa sayang? sini cerita aja ke Mama"Fathan yang mendengar nada lembut dari ucapan Ratih langsung mencibirkan bibirnya kesal, tadi saja telinganya di jewer dengan tidak berperikemanusiaan.

Sementara Safani langsung memeluk Ratih erat, Safani kembali menangis di pelukan Ratih. Ratih sendiri masih tertegun ia sangat terkejut mengetahui Safani yang memeluknya lebih dulu.

"Biasa aja kali Mah mukanya, kaya di peluk sama makhluk luar angkasa aja"Ratih menatap tajam anaknya saat mendengar celetukan Fathan.

"Udah jangan dengerin apa kata Abang kamu, sekarang mau cerita apa mau tidur aja?"Safani masih diam di pelukan Ratih, suaranya sudah hampir habis karna menangis.

"Yaudah tidur aja ya, tar makannya Mama bawain ke kamar"Ratih bisa merasakan Safani yang mengangguk di pelukannya.

"Bang anterin Fani ke kamarnya ya?"

Fathan mendengus mendengarnya"Ga usah lebay kali Mah, dia juga punya kaki"

"Ya emang punya, Mama kan cuman nyuruh kamu anter bukan gendong!"

Fathan terlihat meringis sesaat, lalu menggaruk tengkuknya malu.

"Yaudah ayo, cepetan jalan"

Hari ini Safani lebih banyak diam, bahkan kata-kata ketus Fathan pun tidak ada yang Safani ladeni. Itu benar-benar membuat Fathan jengkel, orang ternyata bisa bodoh oleh cinta.

Safani langsung merebahkan tubuhnya di kasur tanpa menghiraukan keberadaan Fathan yang juga ikut masuk.

"Hp lo dari tadi bunyi, setidaknya kalo ga mau ngangkat ya silent lah"

"Berisik!"

Tanpa ingin berdebat lebih lanjut Fathan pergi dari sana, meninggalkan Safani dengan kesendiriannya. Rasa sakit di hatinya masih membekas, sepertinya akan sulit untuk di lupakan.

Safani mengecek handphonenya. Tujuh panggilan tidak terjawab tertera di sana, Safani sempat menolak panggilan yang terakhir dan di situ Aby tidak menelponnya lagi, hanya mengirimkannya beberapa pesan.

Aby

Fan kita perlu bicara

Fan gue minta maaf

Fan gue mau jlasin semuanya, kasih gue kesempatan sekali fan

Fani maaf

Fani lo dimna?

Lo di sklh apa rumah?

Gue ke rmh lo skrng ya?

Jangan kemna mna!

Safani mengalihkan pandangannya ke arah balkon. Hujan cukup deras, dan angin sangat kencang di luar. Petir pun sudah mengeluarkan suaranya.

"Aby"Safani bergumam dengan bibir bergetar menahan tangis.

"Aby"Safani bergumam dengan bibir bergetar menahan tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ABYANDRA'AS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang