Saat hendak kembali masuk ke rumah untuk menemui mamanya, Adit berpapasan dengan Om Burhan lagi.
"Dit, apa yang terjadi? Bukannya calonmu adiknya Ayra?" tanya Om Burhan.
"Ada kesalahpahaman, Om. Aku akan berbicara dengan mama." Adit menjelaskan.
"Bicara pelan-pelan, Dit. Kamu tau sendiri watak kak Wanda seperti apa. Bagaimanapun juga, dia mamamu." Om Burhan berpesan.
"Iya, Om."
Om Burhan menepuk pelan pundak Adit. "Om pulang dulu. Om harap semuanya baik-baik saja."
Setelah Om Burhan pergi, Adit segera menemui Wanda yang ternyata sedang bicara dengan Soraya di kamarnya.
"Ma, ada yang ingin aku bicarakan." Adit menatap ke arah Soraya yang duduk di samping Wanda, di ranjang.
"Bicara saja." Wanda menjawab singkat.
"Aku ingin bicara berdua saja."
Mendengar ucapan Adit, Soraya bergegas pergi, tapi dicegah oleh Wanda.
"Soraya tetap di sini."
Tanpa basa-basi Adit langsung bertanya kepada Wanda. "Apa maksud Mama melakukan semua ini?"
"Apa lagi? Tentu untuk kebaikanmu." Wandah menjawab santai.
"Kebaikan yang mana, Ma? Justru Mama yang menghancurkan rencana pernikahanku." Adit berbicara keras kepada mamanya.
"Adit! Kamu berani bicara begitu kepada Tante?" Soraya bertanya keheranan.
"Orang luar jangan ikut campur. Ini masalah keluarga." Adit berbicara dengan sinis kepada Soraya.
"Soraya bukan orang luar. Dia calon istrimu. Sebentar lagi dia akan menjadi bagian keluarga kita." Wanda membela Soraya, membuat Soraya tersenyum menang.
"Atas dasar apa?"
"Mama yang meminta langsung kepada Soraya, agar dia mau menjadi istrimu." Wanda mengambil tangan Soraya dan menepuknya pelan.
"Dan kamu dengan tidak tau malunya berani menerima permintaan mamaku?" Adit bertanya kepada Soraya.
"Adit! Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada Soraya?" Wanda menegur keras.
"Mama tanyakan saja kepada calon menantu favorit Mama itu. Tanyakan, apa yang dia perbuat selagi Mama tidak ada di rumah kemarin." Adit menatap tajam kepada Soraya, membuat wajah wanita itu seketika pucat.
"Keputusan Mama sudah bulat, Dit. Kalian akan menikah setelah lebaran nanti." Wanda masih ngotot dengan keputusannya.
"Aku akan tetap menikah dengan Aylin, dan Mama tidak akan bisa mencegahnya." Adit tetap pada pendiriannya.
"Adit! Buka matamu baik-baik. Soraya jauh lebih pantas mendampingi kamu daripada perempuan itu."
"Pantas?" Adit tersenyum sinis menatap Soraya. "Mama yakin, Soraya pantas mendampingi aku?"
Wajah Soraya tampak semakin pucat, keringat dingin bercucuran.
"Ceritakan kepada Mamaku, apa yang terjadi kemarin," perintah Adit kepada Soraya.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Dit." Soraya mengelak.
"Baik. Kalau kamu tidak mau cerita, biar aku saja ...." Adit menatap Soraya dengan tatapan jijik.
"Apa maksudmu, Dit? Memangnya apa yang dilakukan Soraya?" Wanda semakin penasaran.
"Dia berusaha menjebak aku, Ma. Dengan tidak tau malu, dia berusaha menjebak aku untuk menidurinya! Itu yang dia lakukan kemarin malam, dan lima tahun yang lalu." Adit terpaksa menceritakan aib Soraya.
"Adit! Kamu sudah janji!" Soraya menjerit histeris.
"Maafkan aku. Ini semua karena kamu tidak mau pergi dari hidupku." Adit menjawab.
"Benar, apa yang dibilang Adit, Ay?" Wanda ganti bertanya kepada Soraya.
"Tante, ini cuma salah paham ...." Soraya berusaha menjelaskan dengan terbata-bata.
"Salah paham katamu? Jelaskan kepada Mama. Bagaimana caramu memasukkan obat perangsang ke minumanku. Jelaskan juga kepada Mama, bagaimana kamu mencoba pakaianmu sendiri di depanku." Adit memperjelas semuanya.
"Cukup, Dit!" Soraya berteriak histeris.
"Jelaskan juga, alasanmu bercerai dengan mantan suamimu. Apa perlu aku buka semua?"
"Soraya adalah korban, Dit. Suaminya selingkuh, dan Soraya diceraikan." Wanda masih membela Soraya.
"Bukan, Ma. Soraya diceraikan karena ternyata anak yang dia lahirkan adalah anak orang lain. Aku sendiri yang menyelidikinya."
"Apa?" Wanda kaget mendengar penjelasan Adit.
"Sebenarnya ada berapa pria yang pernah tidur denganmu? Sampai kamu sendiri tidak tau, yang mana ayah anakmu. Setelah gagal menjebak aku, kamu menjebak orang lain untuk menikahimu, kamu benar-benar jahat." Adit berkata dengan miris.
Wandah menatap Soraya tidak percaya. "Benar, apa yang dikatakan Adit, Ay?"
Soraya diam, dia tidak tau harus bicara apa. Memang semua yang dikatakan Adit benar. Sampai sekarang, Soraya juga bingung siapa ayah anaknya. Ini semua karena gaya hidup bebasnya semasa kuliah dulu. Bahkan Soraya pernah menjalin hubungan dengan lima orang pria dalam waktu yang berdeka. Dan kelima pria itu, pernah dia ajak tidur.
"Apa Mama akan tetap menjadikan wanita seperti ini sebagai menantu?" Adit bertanya kepada mamanya. Wanda yang masih Syok hanya bisa diam.
Adit berbalik menatap Soraya. "Jangan pernah menganggu hidupku lagi. Atau aku akan menceritakan semua kepada orang tuamu. Kalau lima tahun yang lalu aku cuma diam, kali ini aku tidak akan tinggal diam." Adit mengancam Soraya.
***
nama Soraya benar-benar meresahkan, ya. Jadi inget kasus yang lagi viral, perselingkuhan presenter uang kaget, sama artis, suami orang, istrinya lagi hamil lagi 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Kakak Ipar
RomanceAylin terpaksa menerima desakan orang tuanya untuk menikah dengan kakak iparnya. Keputusan impulsif itu ia ambil karena kecewa dengan pacarnya Bagas yang tak kunjung menikahinya. Akankah ia menyesali keputusannya?